9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Antisipasi Pupuk Palsu, Anggota DPRD Siantar: Pentingnya Penyuluh Pertanian

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Guna mengantisipasi pupuk palsu ataupun oplosan, yang belakangan ini menjadi bahan perbincangan hangat pasca penggerebekan gudang pengoplosan pupuk ilegal di medan, seorang anggota DPRD Kota Pematang Siantar yakni Hendra PH Pardede menyampaikan harapannya.

Harapan itu disampaikan Hendra yang berlatar pengusaha toko pupuk di Kota Pematang Siantar ketika dikonfirmasi mistar.id di areal kantor DPRD terkait perbedaan pupuk palsu ataupun oplosan dengan yang tidak palsu, pada Senin (13/3/23).

“Yang pertama, kita berharap agar pemerintah, dalam hal ini penyuluh pertanian harus tetap intens berkomunikasi aktif, sosialisasikan kepada petani seperti mengenai pupuk oplosan. Kenapa? Karena kadangkala di lapangan yang kita dengar dengar ada yang menjual pupuknya langsung ke desa-desa, langsung ke petani, tanpa kita ketahui siapa itu dan dari mana asal-usul pupuknya,” tuturnya mengawali pernyataannya.

Baca juga:Soal Pupuk Subsidi Mahal, Ini Penjelasan Distan Simalungun

Dalam kejadiannya, kata Hendra, petani memang tak jarang membeli dan menggunakan pupuk yang palsu ke lahan pertanian miliknya. Itu beberapa kali ada kejadiannya, jual racun, jual pupuk. Tapi ternyata, setelah racunnya disemprotkan, malah semut yang datang, bukannya rumputnya yang mati.

“Makanya, itulah gunanya penyuluh pertanian,” ujar anggota Komisi II DPRD yang membidangi pertanian.

Ia berharap petani sekarang menjadi petani yang cerdas. Apalagi sekarang zaman Iptek, maulah bekerja sama dengan penyuluh, Sebab menurutnya petani tidak bisa membedakan  mana yang palsu ataupun oplosan dan mana yang tidak, harus dibawa ke laboratorium.

Baca juga:Pengoplosan Pupuk Ilegal Ternyata Sudah Berlangsung 6 Bulan

Untuk itu, Hendra juga mengharapkan agar para petani membeli sarana dan prasarana segala kebutuhan untuk pertaniannya dari toko yang resmi.

“Karena memang, kadangkala, pengaruh ekonomi ini, ada yang murah, merek sama katanya. Seperti itulah yang kita dengar di lapangan, tentu petani akan membelinya. Jadi harapan saya, belilah di toko yang resmi. Karena kalau untuk membedakan mana yang palsu itu, sulit secara kasat mata,” tutupnya.

Related Articles

Latest Articles