11.6 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Di ‘Planet Neraka’ Ini, Setahun Cuma Berlangsung 17,5 Jam

Arizona, MISTAR.ID

Planet ekstrasurya 55 Cancri e punya beberapa nama. Namun planet berbatu yang terletak 40 tahun cahaya dari Bumi ini paling dikenal karena reputasinya sebagai “Planet Neraka”.

55 Cancri e juga disebut sebagai super-Earth karena merupakan planet berbatu yang ukurannya delapan kali lebih besar dan dua kali lebih lebar dari Bumi. Namun planet ini sangat panas sehingga memiliki lautan lava cair. Bayangkan, suhu permukaannya saja mencapai 1.982 derajat Celcius.

Yang menarik, interior planet ekstrasurya ini mungkin juga dipenuhi oleh berlian. 55 Cancri e mengorbit bintang induknya, Copernicus, begitu dekat. Dampaknya, ia bisa menyelesaikan satu orbit dalam waktu kurang dari satu hari Bumi. Satu tahun di planet ini, hanya setara sekitar 17,5 jam di Bumi.

Baca Juga:Teleskop Webb NASA Menangkap Bukti Pertama Karbon Dioksida di Sebuah Planet Ekstrasurya

Dikutip dari CNN, para astronom bertanya-tanya apakah planet itu selalu begitu dekat dengan bintangnya. Sebuah tim peneliti menggunakan alat baru yang dikenal sebagai EXPRES, atau Spektrometer PREcision EKSTREM, untuk menentukan sifat yang tepat dari orbit planet.

Temuan ini dapat membantu para astronom mendapatkan wawasan baru tentang pembentukan planet dan bagaimana benda langit ini mengembangkan orbitnya.

Instrumen tersebut dikembangkan di Yale University oleh tim yang dipimpin oleh astronom Debra Fischer dan dipasang di Teleskop Lowell di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, Amerika Serikat.

Baca Juga:Wow! China Cari Planet Pengganti Bumi Gunakan Teleskop Ruang Angkasa

Spektrometer mampu mengukur pergeseran kecil dalam cahaya bintang dari Copernicus saat 55 Cancri e bergerak antara planet kita dan bintang seperti saat Bulan menghalangi Matahari ketika terjadi gerhana Matahari.

Para peneliti menentukan bahwa 55 Cancri e mengorbit di sepanjang ekuator bintang. Tapi Planet Neraka ini bukanlah satu-satunya planet yang mengorbit Copernicus. Ada empat planet lain pada jalur orbit yang berbeda menghuni sistem bintang tersebut.

Para astronom percaya, orbit eksentrik 55 Cancri e menunjukkan planet ini awalnya dimulai pada orbit yang lebih dingin dan lebih jauh sebelum melayang lebih dekat ke Copernicus. Kemudian, tarikan gravitasi dari ekuator bintang mengubah orbit 55 Cancri e.

Baca Juga:Astronom Temukan Planet Unik, Bentuknya Mirip Kentang

“Para astronom memperkirakan bahwa planet ini terbentuk lebih jauh dan kemudian berputar ke orbitnya saat ini,” kata Fischer, penulis studi senior dan Profesor Astronomi Eugene Higgins di Yale.

“Perjalanan itu bisa membuat planet keluar dari bidang ekuator bintang, tetapi hasil ini menunjukkan planet ini bertahan dengan erat,” ujarnya.

Terlepas dari kenyataan bahwa 55 Cancri e tidak selalu berada sedekat mungkin dengan bintangnya, para astronom menyimpulkan bahwa planet ekstrasurya memang selalu panas terik.

Baca Juga:Planet Mirip Neraka Ditemukan, Panasnya Bisa Membuat Besi Menguap

“Planet itu kemungkinan sangat panas sehingga tidak ada yang kita sadari akan mampu bertahan di permukaan,” kata penulis studi utama Lily Zhao, seorang peneliti di Flatiron Institute’s Center for Computational Astrophysics di New York.

Begitu 55 Cancri e bergerak lebih dekat ke Copernicus, Planet Neraka ini menjadi makin panas. Untuk diketahui, Tata Surya kita datar seperti pancake, di mana semua planet mengorbit Matahari pada bidang datar karena semuanya terbentuk dari piringan gas dan debu yang sama yang pernah berputar mengelilingi Matahari kita.

Ketika para astronom telah mempelajari sistem planet lain, mereka menemukan bahwa banyak dari mereka tidak memiliki planet yang mengorbit pada satu bidang datar, yang menimbulkan pertanyaan betapa uniknya Tata Surya kita di alam semesta.

Baca Juga:Penjelazah NASA Perseverances Temukan Bukti Adanya Kehidupan Purba di Planet Mars

Jenis data ini dapat memberikan lebih banyak informasi tentang seberapa umum planet dan lingkungan mirip Bumi mungkin ada di alam semesta.

“Kami berharap bisa menemukan sistem planet yang serupa dengan milik kita, dan untuk lebih memahami sistem yang kita ketahui,” kata Zhao seraya menambahkan tujuan utama instrumen EXPRES adalah menemukan planet mirip Bumi.

“Presisi EXPRES adalah lebih dari 1.000 kali lebih baik daripada yang kita miliki 25 tahun lalu ketika saya baru mulai bekerja sebagai pemburu planet.Meningkatkan presisi pengukuran adalah tujuan utama karier saya karena memungkinkan kami mendeteksi planet yang lebih kecil saat mencari analog Bumi,” tutup Fischer. (detik/hm14)

Related Articles

Latest Articles