9.9 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Makna Slow Living yang Sesungguhnya Menurut Psikolog

MISTAR.ID

Istilah slow living sering dijumpai pengguna media sosial. Kebanyakan, slow living dianggap sebagai aktivitas yang hanya bisa dijalani oleh orang-orang kaya.

Istilah slow living pun semakin ke sini diartikan sebagai kontradiksi dari kehidupan yang berjalan cepat dan terburu-buru. Menurut Psikolog klinis dari Ohana Space dan Tabula, Arnold Lukito, slow living adalah gaya hidup biasa yang bisa dijalani oleh siapa saja.

Slow living biasanya menekankan pada kehidupan yang lebih tenang, sederhana, dan penuh kesadaran.

“Dasar konsepnya adalah mengajak orang untuk melambatkan ritme hidup, mengurangi stres, dan menikmati momen-momen kecil dengan penuh kesadaran,” kata Arnold dalam sebuah wawancara yang dilihat pada Selasa (25/7/23).

Baca juga: 5 Permasalahan Psikologis yang Kerap Dialami Remaja

Arnold mengerti jika ada orang yang menganggap slow living hanya cocok untuk orang-orang berduit. Orang-orang yang masuk dalam kategori ‘budak korporat’, buruh kasar, atau generasi sandwich mungkin merasa bahwa hidup slow living hanya merupakan impian yang tidak dapat dicapai.

Pandangan ini tidak salah karena beberapa aspek dari slow living mungkin terdengar lebih mudah diakses oleh orang-orang dengan kemampuan finansial yang tinggi.

“Tampak seperti ini hanya untuk mereka yang kaya. Sehingga, slow living akhirnya dianggap sebagai gaya hidup eksklusif bagi mereka yang punya uang,” kata Arnold.

Namun kenyataannya, slow living dapat diadaptasi oleh siapa saja. Terlepas dari latar belakang ekonomi, gaya hidup ini nyatanya bukan hanya untuk orang-orang berduit. Berapapun jumlah harta yang Anda miliki, Anda tetap bisa menerapkan slow living.

Baca juga: Ortu Wajib Tahu, Ini Tahapan Perkembangan Psikologi Anak

Tidak seperti yang dipahami banyak orang, konsep slow living justru bermanfaat bagi orang-orang dengan sumber daya ekonomi terbatas. Dijelaskan Arnold, hal ini dapat membantu mengurangi tekanan kehidupan sehari-hari dan menghargai momen-momen sederhana yang dapat memberikan kebahagiaan.

“Pada dasarnya, makna slow living lebih kepada pengalaman hidup yang penuh kesadaran (mindful), menghargai waktu. Juga bagaimana menjalani hidup yang lebih sederhana,” ujar dia.

Setiap orang dapat mengadopsi aspek-aspek dari slow living sesuai dengan situasi dan kemampuan masing-masing.

Baca juga: Waspada FOMO dan Dampaknya Secara Psikologis

“Jadi, tidak berpengaruh pada seberapa banyak uang yang dimiliki. Tapi, bagaimana mengatur dan menikmati hidup dengan lebih baik,” tutupnya. (cnn/hm20)

Related Articles

Manfaat Punya Kebun di Rumah

Kenali Love Bombing

Latest Articles