21.4 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Politikus Diterpa “Kacang Lupa Kulitnya”

Jadi hubungan dukungan terhadap capres-cawapres maupun calon kepala daerah bukanlah satu pihak belaka tetapi kebutuhan kedua belah pihak, saling membutuhkan! Partai juga membutuhkan kandidat untuk dicalonkan. Dan secara langsung atau tidak akan mendongkrak suara ke partai politik. Sayangnya, tidak semua partai memiliki kader secara personal untuk bisa dipertarungkan. Itu sebabnya, partai politik pun mau tak mau mengambil kader luar yang memiliki personal ability yang baik. Karena kali-kalinya adalah sebuah kemenangan.

Tak jauh beda dengan apa yang dialami Presiden Jokowi saat ini dengan partai pendukungnya PDI Perjuangan. Meskipun secara terang-terangan tak ada kata Jokowi berpihak pada salah satu capres dan cawapres, namun keberadaan anaknya yang berpasangan dengan Prabowo, orang awam pun sudah menilai ke arah mana dukungan itu diberikan.

Baca juga:49 Laporan Pelanggaran Pemilu 2024 Teregistrasi di Bawaslu Sumut

Tak heran, jika kacang lupa kulitnya pun sempat dialamatkan kepada Jokowi meski tak dilakukan secara lantang, alias masih malu-malu. Yah, tapi kembali lagi, apakah istilah kacang lupa kulitnya pantas disematkan kepada Jokowi dan keluarganya yang selama ini diusung oleh partai PDI Perjuangan? Tentu saja jawabnya adalah tidak. Kedua pihak adalah hubungan saling menguntungkan. Keberadaan Jokowi di PDIP juga mendongkrak partai tersebut.

Namanya politik, tidak ada kawan abadi dan musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan sejati. Jadi, kalau hari ini kita melihat dulunya mereka sangat dekat, berkawan dan bergandengan sangat erat, dengan berpisahnya mereka janganlah lantas disebut “kacang lupa kulitnya”. Dalam politik tidak ada siapa mengabdi untuk siapa. Politik adalah seni untuk mencapai tujuan. Semoga tujuannya adalah untuk kepentingan NKRI. (rikayoesz)

Related Articles

Latest Articles