11.1 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Malnutrisi, BKSDA Sumut Evakuasi Satu Individu Orangutan Tapanuli

Medan, MISTAR.ID

Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) terlihat di perladangan warga yang berbatasan dengan Cagar Alam (CA) Sibual-buali, tepatnya di Desa Aek Nabara, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Penampakan Orangutan Tapanuli itu kemudian dilaporkan warga kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara (Sumut) melalui Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok, Jumat (31/3/23).

Hasil evakuasi Tim Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok bersama dengan lembaga mitra HOCRU OIC bahwa kondisi fisik Orangutan dalam keadaan sangat kurus (malnutrisi) dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan ataupun cacat pada tubuhnya.

Baca Juga:Orangutan yang Diamankan Warga di Karo Mati, BKSDA Perintahkan Investigasi

“Untuk perilakunya tidak normal seperti Orangutan umumnya yang di alam liar. Indikasi sakit dengan keadaan sangat lemas dengan pergerakannya sangat lambat,” ujar Kepala Subbag Data, Evlap dan Kehumasan BKSDA Sumut Andoko Hidayat, Sabtu (1/4/23).

Andoko mengatakan, dari hasil pemeriksaan, dokter menyimpulkan bahwa Orangutan tersebut butuh pemeriksaan lebih lanjut di tempat yang lebih memadai (dalam hal ini, tempat karantina/ rehabilitasi) untuk mendapatkan perawatan dan pemantauan intensif dengan sesegera mungkin.

“Orangutan tersebut kemudian dievakuasi sementara ke kantor Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok guna diobservasi serta diberi asupan makanan dan minuman di kandang transport,” ucapnya.

Andoko mengatakan, proses evakuasi berawal saat petugas Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok bersama dengan lembaga mitra HOCRU OIC datang ke lokasi dan terpantau Orangutan Tapanuli di posisi sarang siang dengan kondisi kurus dan pergerakannya lambat serta sudah turun ke tanah.

Kemudian, tim bersama dokter hewan (drh) Ihkwan kembali melihat keberadaan Orangutan tersebut dengan kondisi yang memprihatinkan, badan kurus, pergerakan lambat tidak selincah orangutan lainnya yang ada di alam liar, banyak istirahat di sarang dan makan dengan sangat lambat.

Baca Juga:BKSDA Sumut Translokasikan 4 Individu Orangutan ke Cagar Alam Jantho Aceh

“Melihat kondisi satwa yang mengarah keadaan sakit dan butuh segera tindak lanjut, dokter hewan menyimpulkan perlunya melakukan tindakan evakuasi untuk tindak pemeriksaan,” katanya.

Selanjutnya tim medis menembakkan obat bius kombinasi Ketamine dengan Medetomidine, hanya dengan 1 kali tembak orangutan berhasil dievakuasi. Kemudian dilakukan satu kali injek tangan top up dosis, separuh dari dosis pertama (selama proses perjalanan ke kandang transport).

“Dari hasil pemeriksaan diketahui Orangutan berjenis kelamin betina, perkiraan umur lebih kurang sekitar 20 tahunan (M3 atas bawah), berat badan lebih kurang sekitar 30 kg,” pungkasnya. (ial/hm12)

Related Articles

Latest Articles