Wednesday, May 21, 2025
home_banner_first
SUMUT

Kisah Haru Marni, Penjual Serabi di Tebing Tinggi yang Akhirnya Berangkat Haji

journalist-avatar-top
Rabu, 21 Mei 2025 12.33
kisah_haru_marni_penjual_serabi_di_tebing_tinggi_yang_akhirnya_berangkat_haji

Jemaah asal Kota Tebing Tinggi, Marni yang berprofesi sebagai penjual serabi dan sudah berjualan selama lebih dari dua dekade akhirnya berangkat haji bersama anaknya, Agus Suhendra (f:ist/mistar)

news_banner

Medan, MISTAR.ID

Marni, seorang penjual serabi asal Kota Tebing Tinggi, akhirnya berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.

Di usianya yang menginjak 68 tahun, Marni membuktikan bahwa ketekunan dan doa mampu mengantarkan seseorang menunaikan rukun Islam kelima.

Marni mendaftar haji bersama anaknya, Agus Suhendra, pada tahun 2012. Pada 2024, namanya sempat masuk dalam daftar calon jemaah haji. Namun, ia batal berangkat tahun itu.

"Takdirnya bilang belum, jadi cuma bisa bilang belum rezeki. Selalu berbaik sangka sama Allah SWT, kalau umur panjang mungkin tahun depan," katanya mengenang perasaannya tahun 2024 lalu, Rabu (21/5/2025).

Impian itu menjadi nyata. Marni akhirnya berangkat ke Mekkah bersama 116 jemaah haji asal Kota Tebing Tinggi, pada Rabu (21/5/2025) dini hari, melalui Bandara Internasional Kualanamu menuju Jeddah, Arab Saudi.

Berjualan Serabi Sejak 2002 Demi Wujudkan Ibadah Haji

Bukan seorang pengusaha atau ASN, Marni adalah penjual serabi sederhana yang telah berdagang sejak tahun 2002. Sebelumnya, ia juga pernah berjualan mie sop dan lemang yang diantarkannya ke pasar setiap pagi.

"Awalnya jual mie sop dan lemang, terakhir dan sampai sekarang jual serabi. Saya menabungnya sedikit demi sedikit dari jualan, anak-anak juga bantu," ucapnya

Meski penghasilan tak menentu, semangatnya tak pernah padam. Selama lebih dari 12 tahun, ia sabar menanti jadwal keberangkatan haji.

Ujian Fisik Menjelang Keberangkatan

Tujuh bulan sebelum berangkat, Marni mengalami musibah, ia terjatuh hingga membuat kakinya lemah dan terpaksa berhenti berjualan.

Ia pun sempat khawatir tak mampu menjalankan ibadah puasa, tarawih, hingga haji karena kondisi fisik yang melemah.

"Tiga hari sebelum puasa saya berdoa kepada Allah SWT, saya minta izinkan saya bisa berpuasa, tidak tinggal tarawihnya, tetap dan ingin ziarah ke makam ibu di kampung sebelum berangkat haji," ujarnya.

Doanya terkabul. Marni berangsur pulih dan kembali mampu berjalan untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan dan perjalanan hajinya.

Di tengah masa penantian panjang, tak sedikit yang menyarankan Marni untuk pergi umrah saja. Namun tekadnya untuk menunaikan haji tak tergoyahkan.

“Dulu ada yang mengajak umrah, tapi saya bilang haji itu wajib, biarlah saya tunggu, tetap akan saya tunaikan kewajiban itu bagaimanapun caranya," tutur ibu 5 anak dan nenek dari 13 cucu tersebut.

Pesan Marni: Daftarlah Haji Meski Belum Mampu

Sebagai sosok yang inspiratif, Marni berpesan kepada siapa pun yang memiliki niat berhaji untuk segera mendaftar, meski belum merasa mampu secara finansial.

“Kalau sudah ada niat, silahkan daftar saja dulu. Jangan menunggu mampu dan tua. Ikhtiarkan sebisanya, Allah SWT pasti akan cukupkan,” ujarnya berpesan. (amita/hm27)

REPORTER: