Friday, January 31, 2025
logo-mistar
Union
SIANTAR

Sumber Air Warga di Lokasi TPA Tanjung Pinggir Kota Siantar Tercemar Bakteri Coliform

journalist-avatar-top
By
Monday, September 25, 2023 12:54
35
sumber_air_warga_di_lokasi_tpa_tanjung_pinggir_kota_siantar_tercemar_bakteri_coliform

sumber air warga di lokasi tpa tanjung pinggir kota siantar tercemar bakteri coliform

Indocafe

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Pematang Siantar bersama Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Provinsi Sumatera Utara, melakukan penelitian terhadap sejumlah air sumur bor warga yang berada di sekitar wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang ada di Jalan Tuan Rondahaim Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba.

Salah satu penanggung jawab HAKLI yang juga merupakan Fungsional Sanitarian Madya Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar, Hanna H Girsang mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelitian terhadap air tanah atau sumur bor milik warga sebanyak 15 keluarga yang berada di sekitar TPA Tanjung Pinggir.

“Dari 15 sampel sumur bor yang diperiksa, 13 sampel terkontaminasi dengan bakteri Coliform. Dan dari 15 sampel air ada 1 titik yang terkontaminasi Escherichia Coli,” ujarnya pada mistar.id, Senin (25/9/23).

Baca juga: 5 Orang Meninggal Dunia Usai Terinfeksi Bakteri ‘Pemakan Daging’ di Pantai AS

Selain itu, lanjut Hanna, dari 15 sampel sumur bor yang diperiksa kualitas airnya, ada 13 sampel yang memiliki Kadar pH (potential of hydrogen) dibawah 6,5 yang menunjukan air tersebut bersifat asam.  Normalnya, yang seharusnya PH air bersih adalah 6,5 sampai 8,5.

Dan dari 15 sampel air tersebut juga ada 1 titik yang terkontaminasi Escherichia Coli, yaitu salah satu jenis spesies bakteri Gram negatif. Selain itu, terang Hanna, HAKLI juga melakukan pemeriksaan kimia, parameter dari 15 sampel, ada 4 melebihi ambang batas.

“Kandungan mangan (Mn) pada sampel air itu sebesar 0,1 mg/L. Ambang batas Mn yang diperbolehkan dalam air berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MEN. KES/PER/IX/1990 adalah 0,5 mg/L,” jelas dia.

Baca juga: Bakteri Strep A Serang Inggris, Total Anak Meninggal Kini Mencapai 24 Orang

Hanna menuturkan, air yang tercemar bakteri Coliform dan Escherichia Coli akan berpotensi menimbulkan penyakit sakit perut, diare dan sakit di pencernaan atau muntaber. Walau kebanyakan jenis Escherichia coli ada tidak berbahaya, tapi beberapa jenis tertentu dapat menyebabkan infeksi usus serius.

Tapi yang lebih berbahaya itu adalah tercemarnya air dengan Kandungan mangan (Mn) yang melebihi ambang batas. Kalau sering dikonsumsi dapat mengakibatkan penyakit ginjal, paru-paru, dan lainnya.

“Awalnya kita nanti menganggap hanya sakit biasa saja. Namun, sebenarnya jika diteruskan mengkonsumsi air yang tercemar Bakteri Coliform dan Escherichia coli, bisa menjadi serius,” tuturnya.

Baca juga: Bakteri Dalam Mulut Bisa Sebabkan Sinusitis

Hanna juga menyebutkan bahwa HAKLI juga melakukan penelitian terhadap 60 kepala keluarga di daerah yang sama, di TPA Tanjung Pinggir, untuk mengetahui bagaimana pola hidup perilakunya sehari-hari.

“Dari 60 warga yang menjadi Responden ada 24 responden yang memasak air bersih sebelum dikonsumsi dan 36 responden tidak memasak. Masyarakat yg menyimpan air minum dengan menggunakan tutup sebanyak 44 responden dan 16 tidak menutup tempat penyimpanan air minum. Sedangkan yang menggunakan air bersih sebagai air minum ada 35 responden dan 25 menggunakan air minum isi ulang,”paparnya.

HAKLI menilai, masyarakat di sekitar TPA Tanjung Pinggir dinilai masih belum banyak yang melakukan pola hidup sehat dan bersih. Hal ini disebabkan salah satunya perilaku masyarakat yang membuang kotoran di sembarang tempat atau belum memiliki akses sanitasi.

Baca juga: Terkontaminasi Bakteri, Tisu Basah Cottonelle Ditarik dari Peredaran

Untuk menetralisir kondisi air, tegas Hanna, warga diminta agar memasak untuk air yang akan dikonsumsi lewat dari 100 derajat celcius. Hasil ini bisa mematikan sebagian besar patogen atau kuman penyakit yang ada/terkandung di dalam air.

“Meski kita lihat air yang dimasak tadi sudah mendidih, lewatkan lagi 5 menit. Cara ini sangat efektif untuk mematikan semua patogen yang ada dalam air seperti virus, bakteri, spora, fungi dan protozoa,” tegasnya.

Sedangkan untuk air yang sudah terkontaminasi Kandungan mangan (Mn) dari pemeriksaan kimia, sebut dia, HAKLI menyarankan sebelum air tersebut dikonsumsi atau dimasak, seharusnya dibuat dahulu penyaringan seperti dengan saringan pasir, batu, ijuk,arang.

Baca juga: AS Akan Kirim Peluru Berbahan Baku Uranium Anti Lapis Baja ke Ukraina

“Yang paling penting lagi, sebelum dikonsumsi ataupun memegang makanan apapun itu, sebaiknya harus mencuci tangan dengan pakai sabun di air mengalir, setelah BAB, dan baru selesai memegang binatang,” kata Hanna.

Selanjutnya, ujar Hanna, HAKLI akan memberikan laporan ini kepada pemerintah daerah Kota Pematang Siantar dan instansi terkait seperti dinas kesehatan, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

“Untuk selanjutnya, hasil analisa penelitian ini akan kami serahkan ke pemerintah daerah dan juga instansi terkait. Agar hal ini segera ditindaklanjuti, jangan sampai dilakukan pembiaran terlalu lama,” harapnya. (yetty/hm17)

journalist-avatar-bottomRedaktur Patiar Manurung

RELATED ARTICLES