Warga Kerasaan Mendadak Meninggal Dunia di Perkebunan Coklat


warga kerasaan mendadak meninggal dunia di perkebunan coklat
Simalungun, MISTAR.ID
Seorang pria mendadak meninggal dunia di kebun cokelat milik Mardin di Kelurahan Kerasaan I, Kecamatan Pematang Bandar, Kabupaten Simalungun, Jumat (8/3/24) sekitar pukul 11.00 WIB.
Peristtiwa itu kemudian ditangani Polsek Perdagangan Polres Simalungun.
Kapolsek Perdagangan, AKP Juliapan Panjaitan menjelaskan, korban diketahui bernama Maruli Purba (62).
Dia ditemukan meninggal di bawah pohon cokelat setelah sebelumnya sempat mengeluh sakit di dada kepada rekan-rekannya.
“Menurut keterangan saksi, sekitar pukul 10.00 WIB, Maruli Purba mengatakan kepada Rudi Purba, bahwa dia merasakan sakit pada dada. Rudi lalu menyarankan Maruli untuk beristirahat. Selanjutnya, Maruli Purba meminta bantuan Suratmen Saragih untuk mengurut bagian pundaknya,” ujar Juliapan, Sabtu (9/3/24).
Baca juga: Bus Moria Tabrak Truk Parkir di Taput, 14 Orang Dilarikan ke RS dan Puskesmas
Namun setelah itu, sekitar pukul 10.30 WIB, Agus Saragih berusaha memanggil Purba untuk makan bersama.
Karena tidak mendapat jawaban, Agus pun mendekati Maruli Purba.
Ia kemudian melihat bahwa temannya itu tergeletak dengan mulut tergigit dan sudah tak bernyawa.
Kesaksian dari Sugito Damanik juga menguatkan pernyataan Agus, yang mengatakan Purba sudah tidak bergerak ketika tubuhnya digoyangkan.
Ia menambahkan menerima kabar duka tersebut, keluarga diberitahu dan jasad Maruli Purba segera dibawa ke rumah duka di Huta III Nagori Pematang Kerasaan.
Kepala Desa Pematang Kerasaan, Warsito, segera menghubungi Bhabinkamtibmas Aiptu Idris Pasaribu, yang kemudian meneruskan informasi tersebut ke Polsek Perdagangan.
Baca juga: Korban Kebakaran BP Nauli Histeris: Doakan Kami Ibu Wali Kota, Bantu Kami!
Personel Polsek Perdagangan kemudian tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara serta meminta keterangan saksi-saksi. Selanjutnya, polisi juga mengamankan barang bukti termasuk pakaian Maruli Purba.
“Keluarga korban menduga kematian Maruli Purba akibat angin duduk dan menolak dilakukannya otopsi jenazah, seperti tertuang dalam surat pernyataan,” ungkap Juliapan.
Dari hasil visum luar yang dilakukan petugas medis Puskesmas Marihat Bandar, Yossepin Nenggolan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. (Abdi/hm22)
PREVIOUS ARTICLE
Kebakaran Dua Rumah di BP Nauli, Kerugian Ditaksir Rp 350 Juta