Pengamat Pendidikan Setuju Penjurusan SMA Dikembalikan di Kelas 12


Pengamat Pendidikan, Jholant Bringg Luck Amelia Sinaga. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Pengamat pendidikan dari Universitas Prima Indonesia (Unpri), Jholant Bringg Luck Amelia Sinaga, mengaku setuju pengembalian sistem penjurusan IPA dan IPS di SMA, namun hanya diberlakukan pada kelas 12 seperti yang berlaku di masa lalu.
Dosen yang akrab disapa Yolan itu mengatakan, siswa SMA yang dulu mulai diarahkan untuk memilih jurusan IPA, IPS, atau Bahasa ketika naik ke kelas 12. Sementara pada kelas 10 dan 11, siswa diberikan mata pelajaran umum tanpa pembagian konsentrasi.
"Kalau saya pribadi sih setujunya dengan sistem yang seperti itu. Jangan begitu masuk ke jenjang SMA sudah langsung bagi konsentrasi jurusan," ujarnya kepada Mistar, Senin (28/4/2025).
Ia menilai, pembelajaran umum di awal masa SMA penting untuk membekali siswa memahami berbagai bidang studi sebelum akhirnya menentukan minat dan jurusan mereka.
"Di kelas 1 dan 2 SMA, kita masih belajar biologi, fisika, ekonomi, akuntansi, semuanya. Jadi saat mau naik kelas 3, kita benar-benar sudah paham minatnya di mana," katanya lagi.
Yolan menyoroti bahwa pada sistem sekarang, banyak siswa yang belum matang dalam memilih jurusan karena keterbatasan pengalaman akademik.
Ia juga mengaku sering menemukan mahasiswa jurusan IPA yang awalnya hendak memilih perkuliahan jurusan kedokteran, namun gagal dan berakhir memilih jurusan ekonomi yang sama sekali tidak dikuasainya. Dan beberapa mahasiswa akhirnya kesulitan dalam mengikuti perkuliahan.
“Itu yang belakangan saya temukan. Nah itu tadi mungkin, di zamannya Pak Nadiem ada mata pelajaran pilihan. Jadi di beberapa sekolah ada yang memilih mapel pilihannya ekonomi, ada juga yang tidak,” tutur Dosen Fakultas Ekonomi Unpri itu.
Lebih lanjut, menurut Yolan, pengembalian jurusan di kelas 12 ini akan membuat siswa lebih matang pengetahuannya dan dapat memilih jurusan yang sesuai dengan minat masing-masing.
Yolan mengakui bahwa perubahan kurikulum adalah hal yang wajar dalam dunia pendidikan, namun sebagai rakyat biasa, menurutnya, tidak ada pilihan selain mengikuti kebijakan yang ada.
"Jujur, siswa banyak yang bingung," ujarnya menutup pernyataan.
Diketahui, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti akan menerapkan kembali penjurusan di jenjang SMA. Kembalinya penjurusan tersebut dikatakan berkaitan dengan Tes Kompetensi Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Sebelumnya, penghapusan jurusan diterapkan bertahap sejak 2021 pada era Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Makarim dan dilaksanakan secara keseluruhan di tahun ajaran 2024/2025. (susan/hm27)