Tuesday, April 15, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Mengerikan! PPATK Ungkap Transaksi Rp114 M Terkait Perdagangan Orang dan Pornografi Anak

journalist-avatar-top
Rabu, 28 Desember 2022 20.39
mengerikan_ppatk_ungkap_transaksi_rp114_m_terkait_perdagangan_orang_dan_pornografi_anak

mengerikan ppatk ungkap transaksi rp114 m terkait perdagangan orang dan pornografi anak

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya transaksi keuangan sebesar Rp114 miliar terkait tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan pornografi anak di tahun 2022. Hal tersebut disampaikan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam konferensi pers, Rabu (28/12/22).

“Selama 2022 total ada delapan hasil analisis terkait dengan TPPO atau Child Sexual Abuse (CSA),” ujar Ivan.

Ivan menjelaskan dalam proses analisis tersebut pihaknya aktif berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti NGO hingga penyidik guna mempercepat penanganan tindak pidana tersebut.

Baca juga:PPATK Temukan 4.093 Laporan Transaksi Pendanaan Teroris

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, pihak-pihak yang terlibat dalam TPPO kerap memakai layanan perbankan, seperti transfer via ATM.

Kebanyakan pelaku dalam jaringan TPPO merupakan pemilik atau pegawai penyalur jasa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) hingga money changer.

Terdapat pula pelaku dari perusahaan tour and travel, jasa penerbangan dan jasa angkutan, petugas imigrasi, Avsec, hingga anggota TNI dan Polri.

Sedangkan untuk pelaku pornografi anak, Ivan menyebut, para pelaku kebanyakan menggunakan layanan dompet digital seperti OVO, Gopay, hingga DANA untuk menampung pembayaran.

Baca juga:PPATK Temukan 4.093 Laporan Transaksi Pendanaan Teroris

Dalam kesempatan yang sama, Plt Deputi Analisis dan Pemeriksaan PPATK Danang Tri Hartono menuturkan kebanyakan konsumen pornografi anak tersebut berasal dari luar Indonesia.

Sementara para pelaku di dalam negeri, kata dia, mayoritas berperan sebagai operator dalam transaksi jual beli video porno anak.

“Memang fokus kita yang pertama itu child sex abuse yang di mana Kita identifikasi itu sebagian besar konsumennya itu dari luar Indonesia,” tuturnya. (cnn/hm06)

REPORTER: