8.9 C
New York
Friday, October 11, 2024

Jokowi Ceritakan Tingkat Kepuasan Rakyat Anjlok Akibat Naikkan Harga BBM

Kalimantan, MISTAR.ID

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa tingkat kepuasan masyarakat atau approval rating terhadap dirinya pernah anjlok secara signifikan akibat kebijakan pemangkasan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Kebijakan tersebut menyebabkan harga BBM naik, yang pada akhirnya memicu penurunan popularitasnya sebagai Presiden.

Jokowi menyebut, sebelum kenaikan harga BBM, approval rating dirinya berada di level 72%. Namun, keputusan untuk menaikkan harga BBM menyebabkan angkanya turun drastis menjadi 43%.

Baca juga: Besok, Presiden Jokowi Resmikan Istana Negara dan Istana Garuda di IKN

“Kembali ke 10 tahun lalu, saya ingat dulu pernah saya melakukan pengalihan subsidi BBM, subsidi kita potong, tapi harganya tentu naik. Saat itu, saya ingat approval rating saya 72%, karena naikkan BBM jadi melorot 43%,” ungkap Jokowi saat berbicara di hadapan para pemimpin perusahaan dalam acara Kompas 100 CEO Forum, Jumat (11/10/24) yang dikutip dari Detik.

Meski begitu, Jokowi menegaskan bahwa penurunan approval rating adalah risiko yang sudah ia perhitungkan. Ia sadar bahwa keputusan tersebut akan berdampak pada popularitasnya, tetapi menurutnya kebijakan tersebut merupakan langkah yang harus diambil demi keberlanjutan fiskal negara.

“Tapi sudah saya hitung, itu sebuah risiko yang harus diambil dalam memutuskan sesuatu yang harus kita rencanakan dan diukur, dan semua harus berani atau tidak, saya putuskan berani. Maka, 72% jatuh ke 43%,” ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Jelang Akhir Masa Jabatan, Jokowi Ajak Pegawai dan Wartawan Foto Bersama

Jokowi menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM tersebut memberikan dampak positif bagi ruang fiskal pemerintah. Setelah pemangkasan subsidi, pemerintah memiliki tambahan anggaran sekitar Rp 170 triliun yang kemudian dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur secara masif di seluruh Indonesia.

“Maka dari situlah kita ada ruang fiskal yang lebih besar, melompat ruang fiskal kita, jadi Rp 170 triliunan saat itu. Dari situ lah kita berangkat membangun yang namanya infrastruktur,” jelas Jokowi.

Pembangunan infrastruktur, yang menjadi salah satu program andalan Jokowi, diakui telah memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di berbagai daerah. (dtc/hm25)

Related Articles

Latest Articles