8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Hujan Diprediksi Masih Akan Deras, BMKG: El Nino Tak Signifikan

Jakarta,MISTAR.ID

Ancaman El Nino yang dikabarkan melanda Indonesia memang mengkhawatirkan banyak pihak. Namun tampaknya prediksi itu tidak sepenuhnya benar. Sebab, belakangan ini hujan sedang hingga lebat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan diprediksi sepekan kedepan hujan masih melanda banyak daerah, 9 hingga 15 Mei.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap faktor-faktor pemicunya. Berdasarkan Prakiraan Cuaca Mingguan BMKG, beberapa wilayah akan didominasi cuaca berawan sepanjang hari dengan potensi hujan sedang hingga lebat pada siang dan malam hari sepekan ke depan, 9 hingga 15 Mei.

Wilayah-wilayah itu antara lain pesisir barat Sumatera, Jawa bagian selatan, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.

Baca juga:Waspada, El Nino Picu Kekeringan di Sumut

“Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan,” tutur BMKG.

BMKG menyebut curah hujan itu dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, faktor skala global yang tak menunjukkan pengaruh signifikan terhadap cuaca RI, termasuk El Nino.

“Dalam skala global, nilai SOI (Southern Oscillation Index), IOD (Indian Ocean Dipole), dan Nino 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap curah hujan di wilayah Indonesia,” tulis BMKG.

El Nino sendiri ialah fenomena pemanasan permukaan laut di sekitar Pasifik yang berdampak pada penurunan curah hujan hingga berdampak pada kemarau kering, termasuk di Indonesia.

Sementara, Indeks Nino 3.4 merupakan salah satu indikator El Niño/Southern Oscillation (ENSO) berdasarkan suhu permukaan laut.

Nino 3.4 adalah rata-rata anomali suhu permukaan laut di area 5° lintang utara hingga 5° lintang selatan, 170° bujur barat hingga 120° bujur barat.

Kedua, Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif pada kuadran 5 (Maritime Continent) dan menunjukkan kondisi yang signifikan untuk Indonesia.

Baca juga:El Nino Diprediksi Bakal Picu Rekor Suhu Panas Tertinggi di Dunia

MJO merupakan anomali sirkulasi atmosfer daerah tropis berskala besar yang menyebar ke timur dari atas Samudra Hindia Barat, dan bergerak dengan kecepatan sekitar 5-10 meter per detik dengan durasi 30 – 60 hari.

Ketiga, gelombang atmosfer Rossby Ekuator diprakirakan aktif di Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo.

Menurut BMKG, Gelombang Rossby Ekuator merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sepanjang wilayah ekuator (20 Lintang Utara – 20 Lintang Selatan) dengan periode kurang dari 72 hari yang umumnya bisa bertahan 7-10 hari di Indonesia.

Keempat, gelombang Kelvin yang diprakirakan akan aktif di Sumatera Barat, Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles