9.3 C
New York
Thursday, October 10, 2024

Pentas Seni Sasude Gambarkan Kisah Masyarakat Pinggiran Sungai Deli

Medan, MISTAR.ID

Sanggar Sungai Deli (Sasude) menggelar pentas seni menampilkan drama musikalisasi yang menggambarkan suasana masyarakat di pinggiran Sungai Deli dalam acara pesta seni budaya di Taman Budaya Medan.

Dalam pertunjukannya, para anak Sasude menggambarkan dengan tarian dan drama serta puisi tentang suasana masyarakat seperti menyapu, memasak, dan mengurus anak.

Saat sesi musikalisasi puisi yang dimainkan 3 orang pemeran laki-laki dengan ornamen pendukung seperti sampah plastik membentuk gelombang sungai, menyiratkan pesan terkait perubahan Sungai Deli sekarang ini.

“Hancurnya Sungai Deli sebagai simbol hancurnya Kota Medan. Dulu Sungai Deli rumah para ikan-ikan, tapi sekarang rumah para sampah,” lantun ketiga anak laki-laki dalam puisi.

Baca juga: Perayaan Pentas Seni SLB C Santa Lusia, Momentum Menggali Potensi Anak

“Dulu Sungai Deli sebagai pelayaran kapal-kapal, sekarang Sungai Deli pelayaran bagi limbah-limbah dan dulu aku bilang itu Sungai Deli tapi Sekarang aku bilang itu parit Deli,” sambung ketiganya.

Di akhir sesi, para pemeran mengingatkan para penonton untuk tetap menjaga alam, dan membuang sampah pada tempatnya.

“Bagi adik, kakak, abang, om, tante, kakek dan nenek jangan buanglah sampah pada tempatnya,” pesannya mengakhiri.

Baca juga: Pentas Seni Kreativitas, Panggung Inklusi untuk Anak-anak Berkebutuhan Khusus

Pimpinan Produksi Pentas Seni Sasude, Lukman Hakim Siagian mengatakan pertunjukkan ini membutuhkan waktu selama 2 bulan untuk latihan.

“Kesulitannya dalam membimbing anak-anak untuk menjiwai peran ini dengan tetap solid dan konsisten ngajar,” katanya pada mistar.id, Kamis (10/10/24).

“Namun karena Sasude merupakan sanggar yang menampung kreatifivas jadi anak-anak disitu memang sudah tau kalau ini adalah proses garapan. Jadi tinggal konsisten latihan dan mempertahankannya,” imbuhnya.

Salah seorang pemeran pentas seni, Fajri menyampaikan kesulitan yang dialami dalam memainkan peran di pentas seni itu adalah vokal suara.

“Kendala dan kesulitannya saat mengeksplor arstistik dan vokal suara,” ujarnya. (dinda/hm27)

Related Articles

Latest Articles