Medan, MISTAR.ID
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun yang berada di Medan Marelan, menurut pengamat sosial sangat memiliki dampak yang sangat krusial bagi pemukim yang tinggal di dekat lokasi tersebut.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMSU, Dr Jehan Ridho Izharsyah mengatakan, TPA Terjun merupakan solusi yang praktis sebagai tempat akhir pembuangan dan menjadi harapan Kota Medan untuk menampung seluruh sampah produksi rumah tangga.
“Ada juga TPA Namo Bintang yang berada di Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang bisa dioperasikan. Sebelum tahun 2021 memang Pemko Medan sudah melakukan strategi yang cukup baik seperti melakukan pengolahan sampah dengan open dumping dan sanitary Landfill, namun ada beberapa dampak yang harus diperhatikan,” ujarnya saat diwawancarai, Jumat (5/1/24).
Selain itu, Jehan menilai TPA Terjun kurang produktif dalam pengoperasiannya dari segi sosial terhadap masyarakat yang tinggal di pemukiman tersebut.
“Saya lihat juga ada wisata praktis yang dibangun di TPA tersebut, seperti green waste yaitu hasil open dumping ditimbun dengan tanah, kemudian dibangun di atasnya joglo yang bisa diduduki, ya itu positif namun pastinya memiliki dampak yang berkaitan dengan land dan space tanah yang semakin lama semakin berkurang,” jelasnya.
Baca Juga :Â Tanggapi Kekecewaan Warga Jalan Handayani, Dinas PUTR Siantar Janji Pasang Pipa Pembuangan Air Antisipasi Banjir
Sementara itu, Jehan juga memaparkan berbagai dampak yang timbul di sekitaran TPA tersebut, yakni dampak yang paling krusial adalah kesehatan, lingkungan dan sosial lainnya.
“Terutama dari segi kemanusiaan pastinya dampak kesehatan, seperti bau dan dampak lingkungan yang memang saya rasa Pemko Medan sudah paham dengan rumus sempadan dimana tanah dan lahan itu harus seimbang dan ada jarak sesuai standart dengan pemukiman,” ungkapnya.
Selain itu, dampak lingkungan seperti kadar air dan tanah juga sangat berpengaruh bagi kesehatan masyarakat, begitu juga dengan dampak polusi udara dari angkutan truk sampah yang berlalu lalang.
“Dampak polutan misalnya seperti angkutan yang lewat dan kualitas udara yang sangat merugikan masyarakat. Lain lagi dari segi pemberdayaan masyarakat mengalami perubahan baik positif ataupun negatif,” tukasnya.
