Tuesday, April 1, 2025
home_banner_first
INTERNATIONAL

Update Gempa Myanmar: 1.644 Korban Tewas, 3.400 Terluka

journalist-avatar-top
Minggu, 30 Maret 2025 08.39
update_gempa_myanmar_1644_korban_tewas_3400_terluka

Para petugas SAR tengah berada di lokasi gedung yang roboh di Kota Bangkok, Thailand, karena diguncang gempa dahsyat pada Jumat (28/3/2025). (Reuters/ann wang)

news_banner

Myanmar, MISTAR.ID

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025) menyebabkan dampak besar di berbagai wilayah, terutama di regional Sagaing yang dekat dengan Mandalay.

Dengan kedalaman hanya 10 kilometer, gempa ini menjadi salah satu yang paling merusak dan mematikan dalam sejarah Myanmar sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.

Berdasarkan laporan terbaru dari AFP, Minggu (30/3/2024) dini hari, junta militer Myanmar melaporkan jumlah korban tewas mencapai 1.644 orang. Lebih dari 3.400 orang dilaporkan terluka, sementara 139 lainnya masih dinyatakan hilang.

Angka korban meningkat drastis dalam 24 jam terakhir akibat sulitnya komunikasi di daerah terdampak.

Di Thailand, dampak gempa juga terasa, menyebabkan setidaknya 10 korban jiwa. Pihak berwenang menduga lebih dari 100 orang masih terjebak di bawah reruntuhan gedung yang sedang dibangun di Bangkok.

Lebih dari 2.000 laporan kerusakan struktural diterima di Bangkok, terutama di area gedung-gedung tinggi.

Gubernur Bangkok, Chadchart Sittipunt, mengungkapkan bahwa 700 bangunan akan diperiksa lebih lanjut untuk memastikan keamanannya.

Sementara itu, di Mandalay, Myanmar, banyak warga terpaksa tidur di jalanan karena takut gedung-gedung yang rusak akan runtuh.

Infrastruktur penting seperti jembatan dan jalan raya juga mengalami kerusakan parah.

Tim penyelamat terus bekerja tanpa henti untuk menemukan korban yang masih terjebak. Di Bangkok, tim penyelamat mendeteksi tanda-tanda kehidupan dari 15 orang yang masih terperangkap di reruntuhan gedung.

"Tidak ada penundaan, tidak ada pemberhentian 1setiap detik sangat berarti dalam menyelamatkan nyawa," ujar Gubernur Bangkok.

Kepala junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, secara mengejutkan mengeluarkan permintaan bantuan internasional. Langkah ini sangat jarang terjadi, mengingat pemerintah Myanmar sebelumnya kerap menolak bantuan asing meski menghadapi bencana besar.

Enam wilayah paling terdampak telah dinyatakan dalam keadaan darurat. Rumah sakit di ibu kota Naypyidaw terpaksa merawat pasien di luar ruangan akibat rusaknya fasilitas medis.

"Kami butuh bantuan," ujar Thar Aye, seorang warga Mandalay berusia 68 tahun. "Kami tidak punya cukup sumber daya untuk menangani ini sendiri."

Para ahli memperingatkan bahwa jumlah korban dan tingkat kerusakan kemungkinan masih akan bertambah dalam beberapa hari ke depan, mengingat banyak wilayah yang belum sepenuhnya terjangkau oleh tim penyelamat.

Pemerintah Myanmar dan berbagai organisasi internasional kini berpacu dengan waktu untuk menanggulangi dampak bencana ini dan menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa. (cnn/hm25)

REPORTER:

RELATED ARTICLES