22 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

Setelah Lebih dari Satu Abad, Misteri Air Terjun Darah di Antartika Akhirnya Terpecahkan

Antartika, MISTAR.ID

Para peneliti akhirnya memecahkan misteri di balik Blood Falls yang “berdarah” di Antartika. Taylor Glacier pertama kali ditemukan pada tahun 1911 selama ekspedisi Inggris ke Antartika.

Para peneliti terkejut melihat gletser “berdarah” mengalir ke danau yang tertutup es, yang kemudian mereka beri nama Blood Falls atau air terjun darah.

Lebih dari seabad kemudian, para ilmuwan akhirnya menemukan apa penyebabnya.

Ketika tim ilmuwan Amerika mengambil sampel dari Taylor Glacier Stream yang berwarna karat pada November 2006 dan menganalisis isinya dengan mikroskop elektron yang kuat pada pertengahan hingga akhir November 2018, mereka akhirnya menemukan penyebab fenomena aneh tersebut.

Baca juga : Penelitian: Long Covid Bisa Lebih Lama dan Parah dari Perkiraan

Dengan menggunakan berbagai alat analitik, para peneliti menemukan beberapa kejutan yang membantu menjelaskan warna merah yang ikonik dengan lebih baik, lapor Science Alert.

Ilmuwan material Ken Livi dari Universitas Johns Hopkins menjelaskan:

“Ketika saya melihat gambar mikroskopis, saya melihat ada nanosfer kecil yang kaya akan zat besi.

Partikel-partikel kecil itu berasal dari mikroba purba dan berukuran seperseratus sel darah merah manusia. Mereka sangat umum di perairan Taylor Glacier, dinamai ilmuwan Inggris Thomas Griffith Taylor, yang pertama kali melihat Blood Falls dalam ekspedisi dari 1910 hingga 1913, seperti dikutip dari Mirror.

Baca juga : Peneliti Temukan Bukti Virus Corona Diduga Berasal dari Hewan

Selain besi, nanosfer juga mengandung silikon, kalsium, aluminium, dan natrium dan komposisi unik ini adalah bagian dari apa yang mengubah air subglasial yang asin menjadi merah saat keluar dari lidah gletser dan bertemu dengan oksigen, sinar matahari, dan panas untuk pertama kalinya waktu yang lama.

Livis menambahkan: “Untuk menjadi mineral, atom-atom harus mengatur diri mereka sendiri dalam struktur kristal yang sangat spesifik. “Nanosfer tidak berbentuk kristal, jadi mereka tidak dapat dideteksi dengan metode mempelajari padatan sebelumnya.”

Gletser Taylor di Antartika, ratusan meter di bawah esnya, berisi komunitas mikroba purba yang berevolusi dalam isolasi selama ribuan, bahkan jutaan tahun. (okz/hm18)

Related Articles

Latest Articles