19.5 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Peneliti Temukan Bukti Virus Corona Diduga Berasal dari Hewan

Beijing, MISTAR.ID

Penelitian di Tiongkok akhirnya menemukan bukti keberadaan virus corona bersama dengan materi genetik dari beberapa hewan, termasuk anjing rakun. Peneliti mengungkapkan berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa virus Covid-19 melompat dari hewan kepada manusia.

Sebuah laporan yang diterbitkan di situs terbuka Zenodo.org menyebut kemungkinan infeksi SARS-CoV-2 berasal dari hewan. Seperti banyak penelitian yang dirilis dengan cepat selama pandemi, temuan itu belum ditinjau lebih lanjut oleh komunitas ilmiah.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta Tiongkok untuk sepenuhnya membagikan data genetik yang dianalisis para peneliti, yang muncul secara singkat dalam database sebelum dihapus.

Baca Juga:WHO Berharap Pandemi Covid-19 Berakhir Tahun Ini

Beberapa ahli menyebut temuan yang belum dapat diverifikasi itu akan memicu kekhawatiran.

“Saya sangat khawatir terkait informasi yang tidak lengkap dan tidak dapat diverifikasi ini,” kata David Relman, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Stanford University.

“Saya pikir kita perlu menarik napas dalam-dalam dan berusaha keras untuk mengkaji lebih lanjut, terutama yang satu ini,” kata Relman.

Relman mengatakan ini menjadi perdebatan tentang asal-usul Covid-19. Dia sudah lama mengadvokasi kedua teori, yakni berasal dari kecelakaan laboratorium atau limpahan alam.

Laporan ini adalah bab terbaru dalam pencarian penuh jawaban tentang bagaimana pandemi dimulai.

Pada Senin, 20 Maret 2023 Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang untuk mendeklasifikasi asal-usul Covid-19. Para ahli AS menemukan dua hasil berbeda terkait hal itu.

Biro Investigasi Federal dan Departemen Energi menyimpulkan bahwa Covid-19 kemungkinan berasal dari kecelakaan laboratorium.

Baca Juga:Nama Varian Virus Corona Diganti Alfabet Yunani, Ini Alasannya

Laporan terbaru semakin memperumit gambaran terkait isu tersebut.

“Data ini tidak memberikan jawaban pasti untuk pertanyaan tentang bagaimana pandemi dimulai,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Jumat, 17 Maret 2023.

Para ilmuwan membuat laporan mereka setelah sampel yang diunggah oleh ilmuwan Tiongkok secara singkat muncul di database genomik akses terbuka GISAID. Florence Débarre, seorang ahli biologi evolusioner di Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis.

Secara kebetulan melihat data tersebut pada awal Maret dan menjangkau sekelompok ilmuwan internasional yang telah menulis makalah yang mendukung hipotesis bahwa Covid-19 berasal dari Pasar Huanan.

“Semua bukti saat ini menunjukkan virus berasal dari hewan liar yang dijual secara ilegal,” tulis Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok George Gao dan rekan-rekannya dalam buletin mingguan badan itu pada Januari 2020.

“Kami telah menemukan kios di pasar makanan laut di Wuhan yang memiliki virus,” kata Tan Wenjie, seorang peneliti di lembaga pengendalian dan pencegahan penyakit virus CDC Tiongkok.

“Ini adalah penemuan penting, dan kami akan menyelidiki hewan mana yang menjadi sumbernya,” tambahnya.

Tetapi sampel itu tidak pernah dibagikan, sampai mereka muncul di GISAID awal bulan ini. Dan setelah Goldstein dan timnya menghubungi Gao, penemuan itu kembali menghilang dari situs GISAID.

Baca Juga:Intelijen AS Beberkan Dua Teori Asal-usul Virus Corona

“Kami terkejut melihatnya diturunkan,” kata Goldstein.

“Pertanyaan tentang waktu adalah pertanyaan yang dapat dijawab oleh CDC Tiongkok,” imbuh Goldstein.

GISAID mengatakan, catatan tersebut saat ini sedang diperbarui dengan data tambahan. Meskipun catatan yang ada mungkin untuk sementara tidak terlihat saat sedang diperbarui, Tiongkok tidak menghapus penemuan tersebut

WHO mendorong para peneliti menggunakan data itu untuk berkolaborasi dengan para ilmuwan Tiongkok.

“Ceritanya belum berakhir,” kata Gerald Parker, direktur Program Kebijakan Pandemi dan Biosekuriti di Bush School of Government and Public Service Texas A&M University.

“Kami masih membutuhkan penyelidikan yang objektif dan transparan dengan kekuatan forensik yang menyatukan komunitas intelijen dan komunitas ilmiah,” pungkasnya. (medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles