Ribuan Warga Israel Demo Protes Kebijakan PM Netanyahu
Ribuan Warga Israel Demo Protes Kebijakan Pm Netanyahu
Tel Aviv, MISTAR.ID
Ribuan warga Israel turun ke jalan untuk menyerukan pemilihan umum dan mendesak pemerintah membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza, Sabtu (20/4/24). Ini merupakan protes terbaru terhadap pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Protes terus berlanjut ketika perang di Gaza memasuki bulan ketujuh dan di tengah-tengah kemarahan atas pendekatan yang dilakukan pemerintah Israel terkait 133 sandera yang masih ditahan oleh gerakan Hamas.
Survei-survei menunjukkan bahwa sebagian besar warga Israel menyalahkan Netanyahu atas kegagalan keamanan yang menyebabkan serangan dahsyat yang dilakukan oleh para pejuang Hamas terhadap komunitas-komunitas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober.
Baca juga: Warga Iran Unjuk Rasa Dukung Serangan Balasan ke Israel
Perdana Menteri terlama di Israel ini telah berulang kali mengesampingkan pemilihan umum dini, yang menurut jajak pendapat akan membuatnya kalah, dengan mengatakan bahwa pergi ke tempat pemungutan suara di tengah-tengah perang hanya akan memberikan keuntungan bagi Hamas.
“Kami datang untuk melakukan protes terhadap pemerintah yang terus menyeret kami ke bawah. Bulan demi bulan; sebelum 7 Oktober, setelah 7 Oktober. Kami makin terpuruk,” kata Yalon Pikman (58), salah seorang warga ikut melakukan protes di Tel Aviv, kepada Reuters.
Diketahui, kelompok bersenjata Hamas telah menyandera 253 orang dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut pernyataan Israel.
Beberapa sandera dibebaskan dalam gencatan senjata pada bulan November, namun upaya-upaya untuk mendapatkan kesepakatan lain tampaknya telah terhenti.
Netanyahu sebelumnya berjanji untuk melanjutkan kampanye Israel di Gaza, yang menurut otoritas kesehatan setempat telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, sampai semua sandera dibawa pulang dan Hamas dihancurkan.
Baca juga: Google Pecat 28 Karyawannya Terkait Kontrak Rp19 Triliun dengan Israel
Serangan terhadap Israel oleh pesawat tak berawak dan rudal Iran telah mengalihkan perhatian dari konflik di Gaza dan bagi banyak keluarga dari para sandera yang masih hidup, mereka merasa bahwa waktu semakin menipis.
“Ibu saya sangat kuat. Dia menyatukan kami,” kata Sharone Lifschitz (52) anak dari Yocheved Lifshitz (85) salah seorang sandera yang telah dibebaskan pada November 2023 lalu, namun ayahnya, Oded, masih ditahan.
“Namun seiring berjalannya waktu, beban dari apa yang terjadi – bagaimana mereka yang seharusnya bisa mengembalikan mereka, gagal mengembalikannya – semakin membebani pundaknya. Dan harapannya juga semakin berkurang,” tandasnya. (Mtr/hm22)