11.1 C
New York
Sunday, April 28, 2024

Pertama Kalinya, China Terbangkan Profesor ke Luar Angkasa

Beijing, MISTAR.ID

Seorang Profesor bernama Gui Haichao dari Universitas Beihang di Beijing, dipilih bersama astronot veteran, Jing Haipeng dan Kolonel Zhu Yangzhu akan pergi ke luar angkasa untuk pertama kalinya.

Keduanya akan dipimpin Mayor Jenderal Jing. Mereka akan berada di atas pesawat luar angkasa Shenzhou-16, atau Divine Vessel diluncurkan ke luar angkasa dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan di Tiongkok barat laut pada pukul 9:31 pagi waktu setempat, Selasa (30/5/23).

China mengumumkan pengiriman warga sipil pertama dan astronaut paling berpengalaman ke luar angkasa itu untuk menandai dimulainya aktivitas stasiun luar angkasa baru, Tiangong.

Baca juga: Ramadhan, Astronaut Muslim Tetap Puasa di Luar Angkasa

Kapal ini akan berlabuh ke Tiangong yang berarti Istana Surgawi. Tim Shenzhou-16 akan menggantikan tim Shenzhou-15 dan berada di stasiun luar angkasa itu selama 180 hari.

Awak Shenzhou-15 telah tinggal di luar angkasa selama sekitar 6 bulan. Mereka membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menyelesaikan serah terima dari Shenzhou-14 pada tahun 2022. Pembangunan 3 modul Tiangong selesai setelah peluncuran modul terakhirnya Mengtian atau Dreaming Of The Heavens pada awal November.

Dengan Shenzhou-16, Jing akan memegang rekor sebagai pelaksana misi luar angkasa terbanyak di negara itu. Dia sebelumnya berada di Shenzhou-7, 9, dan 11. Shenzhou-5, yang merupakan misi berawak pertama China diluncurkan pada 15 Oktober 2003.

Baca juga: China dan AS Sama-sama Berencana Mengirim Astronot ke Bulan

Wakil Direktur Badan Antariksa Berawak China, Lin Xiqiang mengatakan, bermacam-macam keterampilan astronot angkatan terbaru akan berperan penting dalam fase baru stasiun luar angkasa Tiangong.

Pada fase terakhir, kata dia, astronot dapat lebih fokus melakukan eksperimen untuk pasokan kargo, perbaikan dan pemeliharaan stasiun ruang angkasa, serta bekerja pada terobosan di bidang ekologi kehidupan dan ilmu material.

Sementara Tugas Gui akan mencakup pemeliharaan muatan, yang mengacu pada bagian-bagian pesawat ruang angkasa yang akan menghasilkan data misi dan kemudian mengirimkan informasi tersebut kembali ke markas. Dia juga akan bertanggung jawab atas pengumpulan dan analisis data.

Baca juga: China Kian Aktif, Samudera Hindia Arena Geopolitik Dunia

Sedangkan Zhu adalah seorang insinyur kedirgantaraan terlatih dan mantan profesor di Universitas Teknik Luar Angkasa. Dia akan mengendalikan pesawat ruang angkasa dan melakukan eksperimen.

Gui mengatakan, impian untuk pergi ke luar angkasa, terutama bagi akademisi, tampak sakral dan tabu. Ketika dirinya diizinkan menjadi astronot pada tahun 2018 langsung menyetujuinya tanpa berpikir 2 kali.

“Saya sudah lama bermimpi untuk memindahkan pekerjaan penelitian yang saya cintai ke luar angkasa,” kata Gui, yang berspesialisasi dalam sistem pesawat ruang angkasa. (media Indonesia/hm16)

Related Articles

Latest Articles