10.6 C
New York
Thursday, April 25, 2024

Ramadhan, Astronaut Muslim Tetap Puasa di Luar Angkasa

Washington, MISTAR.ID

Puasa Ramadhan wajib dilaksanakan umat muslim tidak terkecuali para astronaut yang bertugas di luar angkasa. Namun, mereka memiliki cara yang berbeda dari berpuasa di Bumi. Tahun ini, ada astronaut Uni Emirat Arab (UEA) Sultan AlNeyadi yang akan berpuasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ia menjadi astronaut Arab pertama yang akan menghabiskan waktu lama, yakni 6 bulan, di ISS.

Pada Februari, dia berangkat menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX bersama astronaut NASA, yakni Stephen Bowen dan Warren Hoburg; serta kosmonaut Rusia Andrey Fedyaev. Neyadi mengklaim dirinya tidak wajib berpuasa lantaran masuk ke dalam kategori musafir.

“Saya masuk ke dalam kategori musafir dan kami sebetulnya bisa tidak berpuasa. Itu bukan kewajiban,” kata AlNeyadi dalam jumpa pers seperti dilansir media. “Sebetulnya, berpuasa tidak wajib, jika Anda merasa tidak enak badan”ia menambahkan.

Baca juga: Pemerintah Terbitkan Larangan Buka Puasa Bersama, Edy: Nonton Konser Sudah Boleh Kok

Dia juga mengatakan puasa tidak wajib jika membahayakan atau mengancam misi ini. Selain itu, ada keselamatan astronaut lain yang harus menjadi pertimbangan. “Jadi, dalam hal itu, semua hal yang bisa membahayakan misi ini, atau membahayakan kru lain, kami diperbolehkan makan makanan yang cukup,” kata dia.

Meski ada pengecualian, tetap ada panduan bagi astronaut muslim yang ingin tetap berpuasa. Salah satu panduan dikeluarkan oleh Department of Islamic Development Malaysia (JAKIM).

Berkaitan dengan puasa, ada dua poin yang disebut dalam panduan tersebut. Pertama, puasa diperbolehkan di ISS atau Qada alias menggantinya saat astronaut pulang ke Bumi. Kedua, waktu berpuasa disesuaikan dengan zona waktu lokasi pemberangkatan astronaut.

Selain berpuasa, JAKIM juga mengeluarkan panduan ibadah lain seperti sholat dan berwudhu. Untuk sholat, waktunya juga ditentukan berdasarkan zona waktu lokasi pemberangkatan. Selain itu, JAKIM juga memperbolehkan astronaut menjamak dang meng-qashar sholat. Soal gerakan, astronaut diizinkan sholat seperti biasa dalam posisi berdiri.

Baca juga: Gubernur Sumut Ucapkan Selamat Puasa Bagi Umat Muslim

Akan tetapi jika tidak dimungkinkan, astronaut bisa melakukannya dengan duduk dan berbaring. Saat berbaring, kedipan mata bisa digunakan sebagai indikator pergantian raka’at. Astronaut juga dapat menghadap ke beberapa arah dengan prioritas tetap mengarah ke Ka’bah. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles