21.4 C
New York
Wednesday, May 15, 2024

Lebih dari 300 Ribu Orang Long March Pro Palestina di London, Seratusan Kelompok Kontra-Protes Ditangkap

London, MISTAR.ID

Lebih dari 300.000 pendukung Palestina melakukan unjuk rasa melalui pusat London, Sabtu (11/11/23). Polisi menangkap lebih dari 120 orang anggota kelompok kontra-protes dari sayap kanan agar tidak mengganggu unjuk rasa tersebut.

Bentrokan terjadi antara polisi dan kelompok sayap kanan yang berkumpul untuk memprotes demonstrasi Pro Palestina pada Hari Perdamaian yang merupakan peringatan berakhirnya Perang Dunia I, di mana Inggris memperingati para pahlawan perangnya.

Perdana Menteri Rishi Sunak mengutuk kekerasan yang terjadi di monumen perang Cenotaph. Ia juga menyerang simpatisan Hamas yang bergabung dalam demo lebih besar, dan menuding pengunjuk rasa menyanyikan slogan-slogan antisemit dan membawa spanduk serta pakaian pro-Hamas dalam protes itu.

Baca Juga: Prancis Utara Dilanda Banjir, Ratusan Rumah dan Perladangan Terendam Air

Ketegangan telah meningkat sebelum ‘long march’ Sabtu kemarin–yang terbesar dalam serangkaian aksi solidaritas pro Palestina dan mendesak gencatan senjata di Jalur Gaza –setelah Menteri Dalam Negeri, Suella Braverman, menyebutnya sebagai mars kebencian yang dipimpin kerumunan.

Kepolisian Metropolitan London menolak permintaan menteri untuk melarang unjuk rasa tersebut dan mengatakan mereka tidak memilik indikasi akan terjadi kekerasan serius, yang meningkatkan ketegangan dengan pemerintah.

Dalam pernyataan Sabtu malam, polisi mengatakan mereka telah menangkap 126 orang sejauh ini. Sebagian besar mereka adalah para pengunjuk rasa sayap kanan, kelompok yang terdiri dari beberapa ratus orang termasuk para hooligan sepak bola.

“Kekerasan ekstrem dari para protes sayap kanan terhadap polisi hari ini sangat luar biasa dan sangat mengkhawatirkan,” kata Asisten Komisaris Matt Twist, menambahkan bahwa sebilah pisau dan senjata knuckleduster ditemukan dalam pemeriksaan.

Ia menambahkan, debat sengit tentang protes dan penegakan hukum jelang unjuk rasa telah meningkatkan ketegangan antar komunitas tersebut.

Sementara itu, unjuk rasa pro-Palestina yang jauh lebih besar tidak terjadi kekerasan fisik, kata petugas senior.

Related Articles

Latest Articles