Israel, MISTAR.ID
Israel menyerang Bandara Internasional Sanaa, Yaman pada Kamis (26/12/24). Serangan tersebut diklaim untuk melawan semua gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman.
Militer Israel membenarkan serangan itu. Bukan hanya bandara, tetapi juga menyerang infrastruktur militer di pelabuhan Hodeidah, Salif, dan Ras Kanatib di pantai barat Yaman Kemudian Pembangkit listrik Hezyaz dan Ras Kanatib di negara itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel baru saja memulai kampanye melawan Houthi. “Kami baru saja memulainya dengan mereka,” katanya.
Baca juga:Pertama Kali Rudal Houthi Melesak ke Israel, Netanyahu Mencak-mencak
Netanyahu menyebut kampanye militer Israel melawan pasukan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon selatan dan oleh penghancuran sebagian besar senjata strategis tentara Suriah telah diperkuat di Israel.
Sementara Kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa ia hendak menaiki pesawat di bandara ketika pesawat itu diserang. Seorang awak pesawat terluka, dan enam orang tewas.
“Saat kami hendak menaiki pesawat dari Sanaa, bandara tersebut diserang bom udara. Salah satu awak pesawat kami terluka. Menara kontrol lalu lintas udara, ruang tunggu keberangkatan, hanya beberapa meter dari tempat kami berada dan landasan pacu rusak,” katanya.
Menteri Perhubungan Houthi mengatakan bahwa bandara dan pelabuhan Hodeidah akan kembali beroperasi normal mulai Jumat (27/12/24).
Baca juga:5 Kapal AS dan Israel Diserbu Houthi di Samudera Hindia dan Laut Merah
Kemudian pada hari Kamis, pihak Houthi mengatakan mereka siap untuk menanggapi serangan itu dengan cepat dan menghadapi “eskalasi dengan eskalasi”.
Houthi telah berulang kali menembakkan pesawat tak berawak dan rudal ke Israel sebagai tindakan solidaritas dengan warga Palestina di Gaza .
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menggambarkan serangan udara Israel sangat mengkhawatirkan setelah setahun tindakan eskalasi oleh Houthi.
Guterres prihatin dengan risiko eskalasi lebih lanjut, dan menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menghentikan tindakan militer dan menahan diri sepenuhnya. (mtr/hm17)