17.6 C
New York
Friday, May 17, 2024

Hakim Dan 3 Anggota Keluarganya Ditembak Mati Milisi

Islamabad, MISTAR.ID

Sekelompok pria bersenjata menembak mati seorang hakim pengadilan anti-terorisme di Pakistan, Aftab Afridi bersama tiga anggota keluarganya yaitu istrinya, menantunya, dan cucunya berusia dua tahun. Sempat terjadi baku tembak sebelum keempat korban dinyatakan tewas dalam kejadian tersebut.

Sejumlah pria bersenjata menyerang kendaraan Afridi saat mereka dalam perjalanan dari Lembah Swat ke ibu kita Pakistan, Islamabad. Dua petugas keamanan yang menjadi bagian dari konvoi hakim itu juga terluka dalam baku tembak sebagaimana dilansir media, Senin (5/4/21).

Konvoi tersebut dicegat oleh orang-orang bersenjata di dekat Persimpangan Swabi di jalan raya Peshawar-Islamabad, Distrik Swabi, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Orang-orang bersenjata itu menghujani kendaraan hakim dengan peluru, membunuhnya, istri, menantu perempuan, dan cucunya.

Baca juga: Ribuan Warga Pakistan Antre Vaksin Covid-19 Dijual Bebas Rp1,1 Juta

Setelah melakukan serangan brutal tersebut, orang-orang bersenjata itu melarikan diri dari tempat kejadian. Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Serangan itu dikecam oleh Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Gubernur Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Shah Farman, dan Ketua Majelis Nasional Asad Qaisar. Imran Khan mengatakan bahwa pelaku tindakan mengerikan tersebut akan ditangkap dan dijatuhi hukuman yang berat.

Melansir media, Afridi telah ditugaskan di pengadilan anti-terorisme di Swat dua bulan sebelumnya. Swat pernah menjadi wilayah yang dikuasai Taliban. Di wilayah itu, aktivis Malala Yousafzai ditembak mati oleh Taliban karena mengadvokasi pendidikan anak perempuan.

Militer Pakistan telah mengusir Taliban dari daerah itu pada 2009. Pengadilan anti-terorisme Pakistan didirikan untuk menangani beragam kasus mulai dari pendanaan teroris hingga penuntutan para pelaku penyerangan. Para pengkritik mengatakan, undang-undang anti-terorisme di Pakistan juga telah digunakan untuk membungkam para pengkritik militer yang kuat di negara itu. (kompas/hm09)

Related Articles

Latest Articles