Covid-19 Kembali Meningkat di Asia, Kekebalan Menurun Jadi Pemicu Utama


Ilustrasi Covid-19 (f:ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Setelah sempat melandai, infeksi Covid-19 kembali menunjukkan lonjakan signifikan di sejumlah negara Asia. Meskipun saat ini Covid-19 telah diklasifikasikan sebagai endemik, tren terbaru menunjukkan gelombang baru infeksi yang didorong oleh menurunnya kekebalan tubuh dan rendahnya cakupan vaksinasi ulang.
Hong Kong menjadi salah satu negara yang mengalami lonjakan paling mengkhawatirkan. Dalam pekan yang berakhir 3 Mei 2025, sebanyak 31 kematian dilaporkan, sebagian besar berasal dari kelompok lansia. Tingkat kepositifan melonjak drastis dari 1,7% menjadi 11,4%, mengungguli puncak sebelumnya pada Agustus tahun lalu.
Dr. Albert Au dari Pusat Perlindungan Kesehatan mengungkapkan viral load dalam limbah meningkat, dan jumlah kunjungan rumah sakit melonjak terutama di kalangan anak-anak yang belum divaksinasi.
Baca Juga: Korupsi APD Covid-19, Vonis Mantan Sekdis Kesehatan Sumut Diperberat Jadi 7 Tahun Penjara
“Gelombang ini diperkirakan memuncak dalam 2–3 minggu dan dapat berlangsung hingga tiga bulan,” kata para ahli.
Sementara Kementerian Kesehatan Singapura melaporkan peningkatan kasus sebesar 28% dalam pekan yang sama, dengan 14.200 kasus baru tercatat. Kenaikan jumlah pasien rawat inap mencapai 30%, meskipun belum ditemukan varian baru yang lebih ganas.
Otoritas kesehatan menegaskan pentingnya vaksinasi ulang bagi kelompok rentan, seperti lansia dan penderita imunokompromais.
NegaraCina, juga menghadapi persoalan yang sama. Tingkat kepositifan Covid di antara pasien mirip flu melonjak dua kali lipat, dari 7,5% menjadi 16,2% hanya dalam lima hari. Meskipun gejala berat masih jarang terjadi, jumlah tes positif di rumah sakit meningkat dua kali lipat dalam lima minggu terakhir.
Baca Juga: Asal Usul Covid-19 Mulai Terungkap
Di Thailand sendiri, tercatat lonjakan infeksi dan dua klaster baru setelah perayaan Songkran. Pemerintah mengimbau warga, terutama lansia dan penderita penyakit penyerta, untuk segera melakukan vaksinasi ulang guna mencegah lonjakan lebih besar.
Para ahli mencatat beberapa faktor utama di balik lonjakan ini:
Kekebalan Menurun: Efektivitas vaksin melemah seiring waktu, apalagi jika belum menerima booster.
Interaksi Sosial Meningkat: Festival dan liburan memicu penyebaran.
Tidak Ada Varian Baru yang Lebih Ganas: Lonjakan bukan disebabkan mutasi baru, melainkan menurunnya daya tahan kolektif.
Muncul Pola Musiman Baru: Tidak seperti flu yang melandai saat panas, Covid menunjukkan tren aktif sepanjang tahun.
Kelompok Rentan Jadi Target: Lansia dan anak-anak yang belum divaksin tetap menjadi populasi berisiko tinggi. (tmp/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
RS Indonesia di Gaza Lumpuh Total Dihantam Serangan Israel