21.8 C
New York
Friday, June 28, 2024

300 Orang Lebih Tewas Dampak Banjir Bandang Afghanistan

Kabul, MISTAR.ID

Lebih dari 300 orang menjadi korban jiwa banjir bandang akibat hujan deras di sejumlah provinsi Afghanistan, pada Jumat (10/5/24).

Senin (13/5/24), warga bersama petugas penyelamat berupaya mencari korban yang hilang di berbagai wilayah terdampak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mewanti-wanti pemerintah Taliban dan organisasi nirlaba jika jumlah korban tewas bisa melonjak secara signifikan.

Samiullah Omari sudah mendapati jenazah tujuh kerabatnya, namun paman dan cucu pamannya masih hilang. “Kami sudah mencari, namun belum menemukan mereka,” ucap buruh harian berusia 24 tahun itu kepada AFP di desanya Fulool.

Baca juga:Banjir Bandang Hantam Afganistan Hingga Tewaskan 50 Orang

Selama beberapa kilometer di sekelilingnya, lumpur menutupi semuanya, puing-puing dan sisa-sisa hewan ternak tampak muncul dari lumpur coklat tebal tempat rumah-rumah yang dulu berdiri.

Omari maupun ayahnya berumur 70 tahun belum pernah melihat banjir yang menyebabkan bencana seperti itu. WHO sudah mewarning melonjaknya kasus penyakit yang ditularkan lewat air di wilayah yang terkena imbas banjir.

Di negara yang sistem kesehatannya telah lemah, sejumlah fasilitas kesehatan (faskes) belum bisa beroperasi akibat banjir, yang merusak atau menghancurkan ribuan rumah dan membanjiri lahan pertanian.

“Tingkat kerusakan seluruhnya belum diketahui, dan negara ini kekurangan sumber daya yang dibutuhkan untuk menangani bencana sebesar itu,” katanya dalam laporan keadaan, pada Minggu (12/5/24).

Baca juga:100 Orang Lebih Meninggal Dampak Banjir di Pakistan dan Afghanistan

Pasca bencana, bantuan yang terbatas sudah tiba dari badan-badan pemerintah Taliban dan berbagai lembaga kemanusiaan. Pendistribusian bantuan itu juga harus berjuang melalui jalan yang tersapu air selama berjam-jam untuk menggapai desa terpencil dengan membawa makanan dan air.

Tenda-tenda telah dibangun di dekat desa untuk memberikan bantuan kesehatan, saat pejabat pemerintah melaksanakan survei bagi kerusakan yang terjadi.

“Kami berharap tempat perlindungan akan disediakan,” beber Omari, seraya menuturkan, wanita dan anak-anak sudah tersebar ke wilayah lain untuk tinggal bersama keluarga mereka. (kcm/hm16)

Related Articles

Latest Articles