14.2 C
New York
Tuesday, May 21, 2024

17 Tahun di Pengasingan, Mantan PM Thaksin Pulang ke Thailand di Tengah Isu Konspirasi

Kedatangan Thaksin bertepatan dengan majelis rendah dan senat yang diangkat militer akan bersidang untuk memilih Kandidat Perdana Menteri Srettha Thavisin, seorang konglomerat real estat yang didukung ke kancah politik oleh Pheu Thai beberapa bulan lalu.

“Selamat kepada keluarga Shinawatra dan mantan PM Thaksin. Kembali ke tempat kelahiran anda bersama keluarga, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar,” tulis Srettha di platform media sosial X–sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Thailand berada di bawah pemerintahan sementara sejak Maret lalu dan parlemen baru mengalami kebuntuan selama beberapa pekan terakhir setelah kemenangan Partai Move Forward dibatalkan anggota parlemen konservatif. Tindakan itu membuat Pheu Thai mengambil alih kendali untuk membentuk kabinet baru.

Baca Juga: Korsel dan Amerika Serikat Latihan Militer, Pemimpin Korut Awasi Rudal Jelajah Staregis

Sebagai pemenang dari lima pemilihan umum dalam dua dekade terakhir, Partai Pheu Thai yang didirikan keluarga miliuner Shinawatra, telah setuju untuk berkoalisi dengan dua partai dukungan militer –yang menggulingkan pemerintahan pimpinan Thaksin dan saudara perempuannya, Yingluck, dalam kudeta pada tahun 2006 dan 2014.

Srettha (60), Senin (21/8/23) kemarin mengatakan, bahwa Pheu Thai gagal mengamankan mayoritas suara yang menjadi targetnya pada pemilihan Mei. Hasil itu membuat satu-satunya peluang Pheu Thai untuk memerintah adalah harus berkoalisi dengan beberapa saingan yang sebelumnya telah bersumpah untuk tidak bekerjasama.

“Kami tidak berbohong kepada rakyat, tetapi kami harus realistis,” kata Srettha, yang mendapatkan dukungan dari 317 anggota parlemen dan membutuhkan 58 suara senat untuk mendapatkan 50 persen suara anggota legislatif.

Related Articles

Latest Articles