Tersangka Suap Zahir Maju di Pilkada Batu Bara Usai Ditangguhkan Polda Sumut

Medan, MISTAR.ID

Tersangka kasus dugaan suap dan korupsi, Zair resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati Batu Bara dalam Pilkada tahun ini.

Politisi Partai PDI Perjuangan itu dapat mendaftar ke KPU setelah penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut diduga diberikan hak istimewa, di mana Zair tidak ditahan usai menyerahkan diri atas kasus suap PPPK.

Padahal, Zair sebelumnya sudah masuk ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) polisi setelah berungkali mangkir dari panggilan polisi.

Baca juga:Zahir-Aslam Daftar Pertama ke KPU Batu Bara

Terkait ada dugaan bahwa Polda Sumut membuat jalan atau ruang bagi Zair maju di Pilkada tahun ini, Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi, menyangkal.

Perwira menengah Polri itu menyebut proses penangguhan penahanan terhadap Zahir. Tidak ada kaitannya terkait dengan rencananya untuk maju sebagai calon Bupati periode 2024-2029.

“Tidak ada (tidak ada kaitannya dengan penangguhan penahanan Zahir-red) proses di kita berjalan,” ujar Kombes Hadi saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (29/8/24) sore.

Ditambahkan Hadi, alasan penangguhan penahanan tersangka Zahir diatur oleh undang-undang. Salahnya dikarenakan penyidik meyakini Zahir tidak melarikan diri, tidak menghilangkan barang bukti dan tidak membuat pidana baru.

Baca juga:Kejati Sumut Terima Berkas Perkara Dugaan Suap Mantan Bupati Batu Bara Zahir

“Alasannya, tidak melarikan diri, tidak menghilangkan barang bukti, tidak mengulangi perbuatan dan alasan lainnya yang diatur undang-undang,” ujar Hadi mengakhiri.

Untuk diketahui bersama, Ir. Zahir resmi mendaftarkan diri sebagai calon Bupati Batubara pada Rabu 28 Agustus 2024 semalam di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Batubara, meskipun menyandang status sebagai tersangka.

Namun dengan penuh percaya diri, kini Zahir berpasangan dengan Aslam Rayuda dan memboyong sejumlah partai politik.

Dalam Pilkada tahun ini, Zahir-Aslam diusung oleh beberapa partai politik, seperti PDIP, Partai Hanura, Partai Ummat serta Partai Gelora. (matius/hm17)