Humbahas, MISTAR.ID
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Martin Manurung Centre (MMC) bersama Rosintan Nababan datangi Polres Humbang Hasundutan (Humbahas), pada Senin (15/1/24), guna mempertanyakan perkembangan penyidikan kasus kematian putri mereka Lisna Manurung (30).
“Memang kita sengaja menemui tim penyidik Polres Humbang. Kedatangan kami untuk mempertanyakan laporan klien kami Rosintan Nababan atas kematian putrinya,” ujar Benri Pakpahan selaku Penasihat Hukum dari LBH MMC.
Menurut Benri, kematian almarhumah pada Selasa (26/12/23) di Desa Lobutolong Habinsaran, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbahas ada dugaan karena pembunuhan bukan bunuh diri.
Baca juga:Jemput Aspirasi Masyarakat, Polres Humbahas Gelar Jumat Curhat
Benri juga menjelaskan, saat ditemui keluarga korban penyidik sudah memberikan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) dan akan dilakukan ekshumasi atau gali kubur terhadap Lisna guna kepentingan penyidikan.
“Semoga ekshumasi dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan,” ungkap Benri.
Sementara itu, ibu Lisna yaitu Rosintan meyakini bahwa kematian putri tercintanya tersebut adalah karena dibunuh.
Diketahui sebelumnya, kematian Lisna masih sangat rancu dan tidak menemui titik terang. Hal tersebut yang membuat keluarga menaruh curiga atas penyebab kematiannya.
Baca juga:Personel Polres Humbahas Tewas Kecelakaan di Toba
“Ada bilang mati bunuh diri di dapur, terjatuh di kamar mandi. Tapi putri saya pernah bertelepon hidungnya sampai berdarah akibat dipukul suaminya. Inilah yang membuat kecurigaan kematian Lisna,” ujar Rosintan.
Dirinya pun berharap kepada Kepolisian agar segera menyelidiki dan mengungkap kasus ini, agar teka teki yang menyelimuti pihak keluarga segera terjawab.
Kematian Lisna masih menjadi misteri tersebut diketahui oleh keluarga pada 26 Desember 2023 sekira pukul 18.00 WIB. Menurut sejumlah tetangga korban, Lisna meninggal karena jatuh di kamar mandi. Bahkan ada juga informasi yang menyebutkan akibat bunuh diri. (rel/hm16)
