16.4 C
New York
Monday, April 29, 2024

Untuk Menekan Harga, Disperindag Sumut Akan Panggil Distributor Minyak Goreng

Medan, MISTAR.ID

Kenaikan harga Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang tembus Rp2.400 per kgnya, mendongkrak harga minyak goreng. Teranyar, komoditi minyak goreng curah di pasaran mencapai Rp14.000 hingga Rp18.333 per liternya. Sementara harga eceran tertinggi (HET) untuk kemasan sederhana dibandrol Rp11.000 per liternya.

Menyikapi hal ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumut, mengaku akan segera mengadakan pertemuan dengan distributor minyak goreng. Langkah ini sebagai upaya menekan dan mengantisipasi lonjakan harga, serta kemungkinan menggelar pasar murah.

“Senin kita akan buat pertemuan dengan distributor tentang minyak goreng. Akan kita adakan antisipasi supaya bisa kita tarik ini, ” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut melalui Sekretaris Disperindag Sumut, Fitra Kurnia, Jumat (29/10/21).

Baca Juga: Naiknya CPO Bikin Harga Minyak Goreng Ikut Terdongkrak

Sebenarnya sebut Fitra Kurnia, kenaikan harga minyak goreng yang terjadi beberapa waktu ini dipicu beberapa faktor. Salah satunya kenaikan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang mencapai Rp2400 per kg-nya.

“Walaupun kenaikan TBS ini sangat tinggi, kita akan coba nanti adakan koordinasi dengan distributor-distributor minyak goreng ini, supaya kita adakan tindakan, action. Bagaamana supaya kita tarik ini harga ini kembali ke harga yang normal,” ujar Fitra Kurnia.

Menurutnya, selain kenaikan TBS kelapa sawit ini juga dipengaruhi adanya relaksasi status dari PPKM ini. Sehingga ada keinginan pengusaha untuk bergerak cepat menyikapi masa pandemi, terlebih dengan adanya kenaikan permintaan, secara serentak bergerak. Hal ini yang menyebabkan harga minyak goreng naik. Selain itu juga sambungnya, ada juga informasi permintaan dari luar negeri untuk produk turunan CPO yang lain.

Baca Juga: Pedagang Menjerit, Harga Minyak Goreng Melonjak Tinggi

“Sementara ini, saya akan koordinasi juga dengan bidang perdagangan luar negeri. Karena biasanya, jika harga diterminal bursa CPO di rotterdarm naik, biasanya pemerintah pusat juga akan melakukan tindakan-tindakan, menaikan bea keluar. Jadi supaya ditahan juga,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Fitra Kurnia menambakan, dalam tiga hari terakhir juga sudah meminta agar bidang perdagangan dalam negeri memantau secara ketat untuk beberapa komoditi pemicu inflasi di Sumut. Masing-masing minyak goreng, daging ayam, cabai merah.

“Jadi saya minta kepada mereka untuk tiga komoditi ini, dipantau secara khusus disamping komodoti-komoditi yang lain. Ada beberapa komoditi yang lain yang malah turun, jadi konstrasikan ke sini,” ujarnya.

Baca Juga: Pedagang Sebut Sejak Level PPKM Turun di Siantar, Harga Sembako Mulai Naik

Jika sambungnya, harga minyak goreng ini masih terus bergerak naik, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar pasar murah.

“Kita nggak tahu ini apanya, kondisinya TBS, relaksasi di pasar, kemuidan ada permintaan dari luar negeri untuk produk bahan baku di luar negeri. tapi biasanya dari kita, kita adakan pasar murah, keudian dari pusat nanti bea keluarnya di naikan, ya mudah-mudahan nanti bisa ditahan gitu,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut, Barita Sihite menyebutkan berdasarkan harga rata-rata barang kebutuhan pokok di Sumut, harga minyak goreng curah Rp16.574 per liter, mengalami kenaikan sebesar Rp269 dari harga sebelumnya Rp16.305 per liter.

Sedangkan untuk harga terendah minyak goreng curah ini, di Kota Sibolga dan Humbang Hasundutan Rp14.000 per liter. Sedangkan tertinggi di Labuhan Batu Utara seharga Rp18.000 dan Serdang Bedagai Rp18.333 perliter. Sementara harga minyak goreng kemasan  dipasarkan diharga Rp16.000 hingga Rp19.000 per liternya.

Disisi lain, di Kita Medan, Imam salah seorang pedagang menyebutkan saat ini harga jual minyak goreng curah dipasarkan Rp 17.500 per liternya.(anita/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles