Sunday, April 13, 2025
home_banner_first
EKONOMI

Respons Kebijakan Tarif Trump, Indonesia Siapkan Aksi

journalist-avatar-top
Selasa, 8 April 2025 14.13
respons_kebijakan_tarif_trump_indonesia_siapkan_aksi

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.(f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Menghadapi tekanan tarif yang memukul ekspor dan mata uang, pemerintah Indonesia memilih langkah diplomasi. Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia telah menyiapkan rencana aksi dan akan merespons kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sebelum tenggat tanggal 9 April 2025.

“Kami prioritaskan pendekatan diplomatik yang mengedepankan win-win solution untuk menjaga stabilitas perdagangan dan investasi jangka panjang,” kata Airlangga dikutip dari CNBC,Selasa (8/4/2025).

Dengan tekanan ekonomi global yang semakin memuncak, pekan ini akan menjadi periode krusial bagi pemerintah dan otoritas moneter. Semua mata kini tertuju pada langkah lanjutan Bank Indonesia dan hasil diplomasi cepat Indonesia-AS dalam meredam dampak ekonomi lebih jauh.

Bank Indonesia (BI) buka suara mengenai pengumuman kebijakan tarif Trump. Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso menyampaikan tiga poin dari pemantauan yang dilakukan bank sentral Indonesia itu.

Pertama, Denny menyampaikan BI terus memonitor perkembangan pasar keuangan global dan juga domestik pasca pengumuman kebijakan tarif Trump yang baru pada 2 April 2025.

Kemudian, BI mendapati pasca pengumuman tersebut, disusul pengumuman retaliasi tarif oleh China pada 4 April 2025, pasar bergerak dinamis, di mana pasar saham global mengalami pelemahan dan yield US Treasury mengalami penurunan hingga jatuh ke level terendah sejak Oktober 2024.

"BI tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, terutama melalui optimalisasi instrumen triple intervention (intervensi di pasar valas pada transaksi spot dan DNDF, serta SBN di pasar sekunder) dalam rangka memastikan kecukupan likuiditas valas untuk kebutuhan perbankan dan dunia usaha, serta menjaga keyakinan pelaku pasar," tutur Ramdan dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025). (cnbc/hm17)

REPORTER:

RELATED ARTICLES