Pedagang Pakaian Pasar Horas Mengeluh, Omset Turun Drastis Libur Idulfitri 2025


Aktivitas pedagang di Pasar Horas Pematangsiantar. (f:gideon/mistar)
Pematangsiantar, MISTAR.ID
H Turnip, pedagang pakaian di Gedung II Pasar Horas Kota Pematangsiantar akan pulang ke rumah lebih awal dari biasanya. Meski momen liburan Idulfitri 1446 Hijriah banyak pengunjung, namun hanya segelintir orang yang membeli dagangannya.
Dia tidak menyangka, seharusnya momen mencari untung banyak malah buntung. Dagangannya sepi pembeli, padahal ia sengaja tidak libur jualan Minggu (30/3/2025), karena berharap pakaiannya banyak terjual.
Ditemui di lapak dagangannya, Senin (31/3/2025) , Turnip mengaku biasanya pulang pada sore hari. Namun kali ini dia akan pulang lebih awal.
"Mendingan istirahat dulu, atau ngajak keluarga liburan di dalam kota," kata dia.
Padahal ia terlanjur membeli pakaian, baik kemeja maupun celana dengan pasokan lebih banyak. Namun, rupanya tidak sesuai kenyataan, meski diobral dengan harga lebih murah, minat masyarakat belanja pakaian tidak lagi ke pasar tradisional.
Sebenarnya setiap tahun, kata Turnip, ia kedatangan pelanggan pekerja perkebunan dari Kabupaten Simalungun. Pada pekerja itu sengaja menyewa satu bus untuk belanja kebutuhan ke Pasar Horas.
Tidak tanggung-tanggung, pekerja perkebunan itu bisa belanja sampai jutaan rupiah hanya untuk membeli pakaian.
"Rutin itu. Karena gak setiap harus juga mereka bisa ke Siantar ini. Jarak juga lumayan jauh," ujarnya.
"Sekarang mereka memilih ke swalayan, karena selain belanja kebutuhan, bisa juga bermain di sana," tuturnya.
Sebenarnya, omset penjualan di pasar tradisional sudah menurun sejak pandemi Covid-19. Aktivitas masyarakat dibatasi, membuat kebanyakan belanja kebutuhan dari marketplace.
Belum lagi produk pakaian bekas menjamur di berbagai platform media sosial (medsos) yang harganya tentu lebih murah. "Banyak yang siaran langsung jualan monza, produknya luar negeri," ujar Turnip.
Warga Kecamatan Siantar Timur ini mengaku pernah memasarkan dagangannya lewat medsos, namun tidak memiliki perubahan omset, dan bahkan cenderung tidak laku.
Ia pun memilih kembali ke pasar tradisional untuk mengais rezeki. "Memang bakat sudah di sini, gak bisa ikutan jualan online," katanya. (gideon/hm17)