8 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Optimalkan Industri Kapal, Arus Utama Pembangunan Indonesia

Jakarta, MISTAR.ID

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Vivi Yulaswati mengamini kesiapan pemerintah untuk mengembangkan industri kapal untuk mengoptimalkan pengembangan ekonomi biru di Indonesia.

“Ini bisa dalam bentuk padat karya, padat modal, dan tentunya padat teknologi,” katanya, Senin (2/10/23).

Yulaswati menegaskan, pengembangan industri kapal telah dimasukkan pihaknya dalam Peta Jalan Pembangunan Ekonomi Biru 2023-2045 yang diluncurkan pada 3 Juli lalu.

Baca juga:IIMS Hybrid 2022, Suzuki Luncurkan Mesin Tempel Kapal

Menurut Yulaswati, pengembangan industri kapal dapat diwujudkan dalam bentuk pembuatan kapal, khususnya kapal kecil, menggunakan bahan bakar terbarukan untuk pariwisata dan pengiriman logistik lokal.

Selain mengembangkan industri kapal, ia menegaskan pemerintah juga siap mengembangkan jasa maritim.

“Pengembangan pelayanan maritim juga perlu kita kejar karena kita punya tiga Jalur Perairan Kepulauan Indonesia (ALKI). Singapura sendiri punya satu Island Waterway, dan pelayanan maritimnya luar biasa,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan telah mendorong pengembangan industri maritim dan hilirisasi sumber daya maritim. Menurut Luhut Pandjaitan, kedua sektor ini perlu beberapa perbaikan.

Baca juga:Anggota DPR: Kapal RI Layak Pakai Kurang dari 30 Persen

Luhut Padjaitan juga menilai industri pengolahan maritim, pembuatan kapal, serta industri jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal perlu dihidupkan kembali.

“Sektor-sektor ini perlu kita aktifkan kembali. Kalau ada pihak yang mau mempertahankan kapalnya di luar negeri, mungkin kita bisa mengenakan pajak yang lebih mahal,” tandasnya.

Ia kemudian menekankan bahwa pendekatan ekonomi biru harus menjadi arus utama pembangunan Indonesia di masa depan, karena konsep tersebut menyeimbangkan ekonomi dan ekologi.

Ia mengingatkan, Indonesia harus sadar dan terus memanfaatkan potensi yang dimiliki serta mendorong pembangunan berbasis ekonomi biru. Sebab, 70 persen wilayah Indonesia tertutup perairan, luas lautnya mencapai 6,4 juta kilometer persegi, dengan segudang potensi.(antara/hm17)

Related Articles

Latest Articles