9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Indikator Inflasi AS Kembali Mengecewakan, Pasar Keuangan Kembali Melemah

Medan, MISTAR.ID

Data inflasi harga produsen atau producer price inflation (PPI) di Amerika Serikat (AS) merealisasikan angka yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya. Pada bulan Februari, secara bulanan inflasi produsen naik menjadi 0,6%, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 0,3%.

Amatan Analis Keuangan Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin bahwa rilis data inflasi tersebut menjadi kabar yang tidak menyenangkan bagi pasar keuangan. Karena pelaku pasar justru kembali pesimis, dan berspekulasi bahwa pemangkasan suku bunga acuan justru akan kembali ditunda.

Hal ini telah memicu penurunan kinerja pasar saham di AS maupun di Asia pada perdagangan pagi ini. Dan turut memicu kenaikan imbal hasil US Treasury seiring memudarnya ekspektasi pemangkasan bunga acuan dalam waktu dekat ini.

Baca juga: Jelang Ramadhan, BI Waspadai Kenaikan Inflasi dan Daya Beli

“Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pagi ini ditransaksikan melemah di kisaran level 7.392. Sementara itu, mata uang Rupiah juga mengalami pelemahan di kisaran level 15.630 per US Dollarnya,” kata Gunawan Benjamin, Jumat (15/3/2024).

Sehingga saat ini, pelaku pasar tengah menanti rilis data neraca perdagangan pada bulan februari. Meskipun data tersebut diproyeksikan tidak akan berpengaruh besar terhadap kinerja pasar keuangan. Namun rilis data neraca perdagangan yang solid akan membantu pasar keuangan di tanah air melawan tekanan pasar di akhir pekan.

“Sementara itu, kinerja harga emas di sesi perdagangan pagi ini juga terus mengalami pelemahan. Harga emas kembali melemah seiring dengan memburuknya kinerja pasar keuangan pada perdagangan pagi ini. Harga sejauh ini ditransaksikan di kisaran level $2.162 per ons troy nya. Atau masih relatif mampu bertahan dari tekanan, meskipun cenderung melemah pada hari ini,” pungkasnya. (Anita/hm17)

Related Articles

Latest Articles