21.3 C
New York
Thursday, May 2, 2024

Jelang Ramadhan, BI Waspadai Kenaikan Inflasi dan Daya Beli

Jakarta, MISTAR.ID

Akhir-akhir ini harga beras secara nasional mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hal itu membuat Bank Indonesia (BI) meminta pemerintah untuk mewaspadai kenaikan inflasi dan penurunan daya beli masyarakat.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyebut, sampai saat ini inflasi inti  memang masih aman di bawah 3 persen. Hanya saja, kenaikan harga beras dan bahan pokok lainnya sangat mengkhawatirkan.

“Inflasi core (inti) kami sudah nyaman tapi volatile food kita harus waspadai bersama terutama beras,” terangnya dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, Kamis (29/2/24).

Baca juga: Harga Beras Tinggi, Pemko Medan Fokus Lakukan Sidak

BI saat ini juga, kata Juda, sedang mewaspadai lonjakan harga pangan lainnya yang cenderung naik jelang bulan Ramadhan. Seperti cabai dan bawang. Sebab, kenaikan harga pangan kerap terjadi jelang Hari Raya Keagamaan.

“Jadi, pangan yang musiman seperti cabai, terutama beras tadi ya perlu diwaspadai karena berdampak signifikan ke daya beli masyarakat,” jelasnya.

Berdasarkan data BI, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 tercatat sebesar 2,57 persen (yoy) menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,61 persen (yoy).

Baca juga: Atasi Kenaikan Harga Beras, Pemko Binjai Minta Agen Jual Merk SPHP

Saat ini inflasi inti pun turun dari 1,8 persen (yoy) pada Desember 2023 menjadi 1,68 persen (yoy) pada Januari 2024.

Sementara dalam catatan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), harga beras di pasaran telah melonjak menjadi Rp18.500 per kg. Angka ini adalah tertinggi sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Ya (harga beras premium Rp18.500 per kg tertinggi di era Presiden Jokowi). Hati-hati, jika pasar tradisional stok berasnya tidak melimpah tentu akan terganggu distribusi pangan rakyat yang ada di pasar,” ujar Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan. (cnn/hm17)

Related Articles

Latest Articles