Dilanda Bencana dan Efisiensi, PHRI Sumut Wanti-wanti Omzet Berkurang


Ilustrasi usaha sektor hotel dan restoran. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara (Sumut) khawatir penghasilan berkurang saat adanya kebijakan efisiensi anggaran dan bencana yang terjadi saat ini.
Ketua BPD PHRI Sumut, Denny S Wardhana mengaku awalnya memaklumi terjadinya bencana yang terjadi di sejumlah titik di Sumut akhir-akhir ini. Terakhir bencana terjadi di Kota Padangsidimpuan dan banjir di Kota Wisata Parapat, Kabupaten Simalungun.
"Ya terkait bencana alam yang terjadi akhir-akhir ya kita maklumi, kan itu dari alam ya," ujarnya kepada Mistar, Selasa (18/3/2025) siang.
Denny mengatakan hingga pertengahan Ramadan saat ini peningkatan reservasi baru menyentuh angka 20 persen untuk wilayah Kota Medan.
"Kalau jelang lebaran ini di Kota Medan khususnya ya masih di angka 20 persen sekarang. Nah, tapi kalau yang di daerah wisata saya belum update sekali terkait itu kondisinya," ucapnya.
Ia belum dapat memastikan kenaikan reservasi di daerah-daerah wisata untuk saat ini.
"Biasanya meningkatnya mungkin seharusnya di minggu-minggu ini baru ada reservasi. Karena kan orang-orang belum pasti liburnya dari kapan sampai kapan. Bisa jadi di minggu depan baru kita ketahui terkait (peningkatan) reservasi untuk lebaran," katanya.
Namun, ia tidak membantah jika saat ini daerah Samosir dan Parapat menjadi primadona wisatawan dibanding daerah lainnya.
"Ya malah saat ini di daerah Samosir dan Parapat yang lebih ramai ya dibandingkan daerah Karo karena faktor longsor kemarin," tuturnya.
Ia pun mengakui bencana yang terjadi saat ini bisa membuat penurunan omzet khususnya pada sektor usaha hotel dan restoran. Denny pun mengaku banyak pengusaha yang mulai mengeluh dengan keadaan.
"Ya bisa juga berpengaruh (bencana) itu, sekarang kan daya beli juga berkurang kan. Kita bisa lihat di mal dan yang lain juga berkurang. Tapi itu juga tadi kita belum bisa update untuk lebaran ini berapa peningkatan. Sudah pasti (banyak yang mengeluh). Ya kita harap selepas lebaran ini bisa naik lagi lah (pendapatan)," ucapnya.
Selain bencana, ia pun menanggapi terkait kebijakan efisiensi anggaran yang mengharuskan instansi-instansi pemerintahan memotong 50 persen biaya akomodasi. Ia pun berharap 50 sisanya bisa segera bergulir agar bisa menghidupi usaha.
"Ya terkait efisiensi anggaran itu kita tentu berpengaruh lah. Ya tapi kita harap walau ada kebijakan ini, ya semoga anggaran yang 50 persen itu bisa bergulir cepat untuk perputaran cash flow (arus kas) di hotel," ucapnya.
Bahkan untuk omzet paket berbuka puasa pada tahun ini juga berdampak pada usaha restoran. Menurutnya hal tersebut juga merupakan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran.
"Untuk paket berbuka saat Ramadan ini saja kita tidak terlalu ramai dibanding tahun lalu. Karena kan untuk itu hanya individual saja yang ada sekarang, kalau yang dari dinas-dinas kan sudah tidak ada, kembali lagi ya karena efisiensi itu juga," kata Denny.
Ia pun berharap yang terbaik untuk usaha di sektor hotel dan restoran agar bisa kembali meningkat dalam hal pendapatannya.
"Karena terkait efisiensi ini kami berpengaruh juga. Ya harapan kita yang terbaik di bidang hotel dan restoran saja ya untuk bisa meningkatkan," ucapnya. (iqbal/hm18)