12.6 C
New York
Saturday, April 27, 2024

BI dan The FED akan Tentukan Bunga Acuan, Pelaku Pasar Was-was

Medan, MISTAR.ID

Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Sentral Indonesia dalam pada hari Kamis mendatang akan melakukan rapat dewan gubernur yang menentukan besaran bunga acuannya.

Menurut pandangan Ekonom Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, sejauh ini pasar sangat yakin kalau Bank Sentral AS akan menaikkan besaran bunga acuannya guna meredam inflasi di AS yang tak kunjung turun. Setelah itu di hari yang sama, BI akan mengumumkan besaran bunga acuannya.

“Saya melihat BI tetap berpeluang untuk menaikkan besaran bunga acuan paling banyak 25 basis poin atau tidak menaikkan bunga sama sekali. Sementara Bank Sentral AS diprediksi akan menaikkan besaran bunga acuannya sekitar 75 basis poin, mengacu pada pola kenaikan yang dilakukan Bank Sentral AS belakangan ini,” kata Gunawan, Senin (19/9/22).

Baca Juga:Dolar AS Menguat Setelah Ketua Fed Indikasikan Lebih Banyak Kenaikan Suku Bunga

Meski demikian, secara keseluruhan Dosen UISU ini melihat bukan kenaikan bunga acuan yang perlu diperhatikan. Tetapi proyeksi ekonomi AS ke depan oleh FOMC serta fed press conference yang akan menjadi fokus pasar selanjutnya. Dan akan lebih mempengaruhi pergerakan pasar nantinya.

“Kalau besaran bunga acuan dinaikkan dan sesuai ekspektasi, hal tersebut tidak akan merubah banyak pergerakan pasar. Tetapi jika arah kebijakan The FED ke depan masih bersikap hawkish, maka tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Rupiah hingga harga emas dunia berpeluang untuk berlanjut,” urainya.

Tercatat akhir pekan kemarin IHSG ditutup di zona merah dengan penurunan yang sukup tajam. IHSG masih memiliki level 7.000 sebagai level psikologis maupun resisten untuk dijadikan bumper agar tidak mengalami tekanan lebih dalam, sementara itu kebijakan BI yang jika seandainya menaikkan besaran bunga acuan juga akan menahan pelemahan IHSG maupun mata uang Rupiah.

Baca Juga:Pasar Keuangan dan Harga Emas Diperkirakan Bergerak Terbatas

“Nah, untuk kinerja mata uang rupiah sendiri, saya menilai Rupiah masih akan berkutat dikisaran level Rp15.000 per US Dolar. Rupiah mungkin akan lebih banyak mengalami tekanan sebelum kebijakan penetapan besaran bunga acuan di lakukan. Jika BI mengambil langkah agressif guna mengimbangi The FED, arah pergerakan rupiah bisa berbalik nantinya,” kata Gunawan.

Sementara itu, harga emas dunia yang mengalami penurunan tajam selama sepekan kemarin, masih berpeluang untuk melemah. Namun, jika The FED nantinya memberikan arah kebijakan yang dovish pasca keputusan besaran bunga acuannya. Maka harga emas bisa berbalik arah dan mengalami kenaikan.

“Sejauh ini harga emas diperdagangkan dikisaran $1.675 per ons troy-nya. Potensi untuk melemah lebih dalam sebenarnya belum terlihat sejauh ini. Namun ketika The FED di proyeksikan masih akan agresif menaikkan bunga acuan maka emas berpeluang turun ke kisaran $1.635 per US Dolar,” pungkasnya.(anita/hm15)

Related Articles

Latest Articles