11 C
New York
Thursday, October 17, 2024

BI Buka Peluang Turunkan Suku Bunga Acuan

Jakarta, MISTAR.ID

Bank Indonesia (BI) membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate lagi ke depannya. Keputusan ini dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut dalam jangka pendek BI fokus pada stabilitas nilai tukar rupiah. Hal ini dilakukan seiring meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Sementara dalam bidang ekonomi, pertumbuhan dunia di tahun 2024 diprakirakan hanya tumbuh sebesar 3,2 persen yang cenderung melambat.

Baca juga:Bank Indonesia Tahan Suku Bunga 6 Persen pada Oktober 2024

Sedangkan untuk inflasi global, terjadi tren penurunan dan ini mendorong pelonggaran kebijakan moneter, khususnya di negara maju.

Di Amerika Serikat (AS), kata Perry, rilis tingkat pengangguran terkini menunjukkan perbaikan di tengah prospek inflasi yang lebih rendah yang mendorong ekspektasi pelaku pasar terhadap penurunan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih rendah dari prakiraan semula.

Hal ini turut menyebabkan naiknya yield US Treasury tenor 2 dan 10 tahun dan indeks dolar AS (DXY).

Ia menyebut, ke depannya tren penurunan suku bunga kebijakan negara-negara maju, khususnya AS diperkirakan masih berlanjut, walau dinamika ketegangan geopolitik perlu terus dicermati.

Baca juga:Rupiah Berpeluang Menguat Dipicu Penurunan Suku Bunga

“Perkembangan ini memerlukan kehati-hatian dalam merumuskan respons kebijakan dalam memitigasi dampak rambatan global, termasuk dalam mendorong aliran masuk modal asing dan memperkuat stabilitas nilai tukar, guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” katanya pada Rabu (16/10/2).

Pada Oktober ini, BI memutuskan untuk menahan BI Rate di level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 15-16 Oktober 2024.

Suku bunga deposit facility juga tetap 5,25 persen, kemudian suku bunga lending facility tetap sebesar 6,75 persen.

“Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15 dan 16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6 persen,” ujar Perry.

Sementara itu, keputusan ini dilakukan dengan konsisten sesuai arah kebijakan moneter guna memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025 serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.(cnn/hm17)

Related Articles

Latest Articles