5.4 C
New York
Friday, March 29, 2024

Presiden Jokowi Yakin Tahun Depan Ekonomi Indonesia Tetap Terang

Jakarta, MISTAR.ID

Bila sejumlah negara merasa khawatir akan perekonomian mereka, tidak begitu dengan Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini situasi ekonomi Indonesia akan tetap terang pada tahun depan (2023).

Menurutnya, jika banyak lembaga internasional atau negara memproyeksikan kondisi yang gelap, itu hanya menggambarkan keadaan internal mereka.

“Meskipun lembaga-lembaga internasional menyampaikan tahun ini sulit, tahun depan akan gelap, itu silakan negara-negara lain, negara kita tetap optimistis,” ujar Jokowi saat membuka Trade Expo Indonesia ke-37 di Tangerang, Banten, Rabu (19/10/22).

Baca Juga:Realisasi Dana Pemulihan Ekonomi Indonesia Capai Rp70,37 T

Keyakinan Presiden bukan tanpa alasan. Sejumlah indikator ekonomi nasional menunjukkan tren positif secara konsisten.

Di tengah resesi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2022 mencapai 5,44 persen, tumbuh dari kuartal pertama yang juga cukup tinggi sebesar 5,01 persen.

“Ini wajib kita syukuri. Kita termasuk negara yang memiliki growth pertumbuhan ekonomi paling tinggi di antara negara-negara G20 maupun negara-negara lainnya,” jelas dia.

Inflasi Terkendali
Dari aspek inflasi, pemerintah juga masih memegang kendali yang kuat. Pada kuartal kedua tahun ini, angka inflasi masih di 4,9 persen. Bahkan, ketika pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM, lonjakan yang terjadi tidak begitu besar dan berada di level 5,9 persen.

“Inflasi masih bisa kita kendalikan. Silakan nanti dibandingkan inflasi kita dengan negara-negara lain,” ujar dia.

Lalu, dari sisi neraca perdagangan, Indonesia mencatatkan surplus selama 29 bulan berturut-turut. Untuk periode Januari hingga September 2022, surplus yang dinikmati mencapai USD39,8 miliar.

“Ini jumlah yang tidak sedikit. Ini juga berkat kerja keras bapak ibu sekalian,” ungkap Jokowi.

Baca Juga:Situasi Ekonomi Indonesia Kembali Terancam

Pertumbuhan Kredit
Di luar tiga indikator itu, ada pertumbuhan kredit yang tumbuh 10,7 persen. Indeks kepercayaan konsumen pun berada di level cukup tinggi 124,7 persen.

“Jadi kita semua harus tetap optimistis,” tegas Presiden.

Dia menyampaikan semua hal positif itu membuat IMF menyebut Indonesia sebagai lentera di tengah badai gelap yang melanda dunia. Mereka yakin Indonesia bisa bertahan dan memicu pemulihan hingga lingkup global.

“Minggu lalu, managing director IMF mengatakan bahwa Indonesia adalah titik terang di tengah-tengah kesuraman ekonomi dunia. Ini yang ngomong bukan kita loh, ya, tapi Kristalina (Georgieva) Managing Director-nya IMF. Kan bagus kalau banyak yang menyampaikan seperti itu sehingga trust kepercayaan global terhadap kita akan semakin baik,” papar Presiden.

Baca Juga:Duh! Ekonomi Indonesia Terancam Luar Dalam

Waspada Badai Ekonomi
Namun, dia meminta seluruh pihak tetap waspada. Kehati-hatian harus tetap dikedepankan. Bagaimanapun, badai yang kini menyerang perekonomian dunia sulit diprediksi.

“Kita harus tetap waspada, hati-hati, karena badainya sulit dihitung, sulit diprediksi, sulit dikalkulasi. Itu menyebar sampai ke mana, imbasnya ke kita seperti apa, tidak tahu,” ucap Jokowi.

Kerja keras dan kerja ekstra harus menjadi makanan sehari-hari, terutama bagi para pejabat di lingkungan pemerintahan. Dia tidak ingin jajarannya hanya fokus pada hal-hal yang bersifat makro.

“Ini berulang-ulang saya sampaikan, tidak bisa lagi kerja hanya makro saja. Kerja mikro juga masih belum cukup. Kerja sekarang harus lebih detil, dilihat satu per satu, dikejar, diselesaikan. Itulah kerja yang harus dilakukan oleh pemerintah saat ini,” ujar dia.(medcm/hm12)

Related Articles

Latest Articles