16 C
New York
Tuesday, April 30, 2024

September, Ujicoba Vaksin Covid-19 Pada Manusia

Jakarta, MISTAR.ID

Perusahaan Johnson & Johnson (J&J) telah memilih kandidat vaksin untuk virus corona baru atau Covid-19 yang akan diujikan pada manusia pada September mendatang.

Mereka menggunakan teknologi yang sama saat mengembangkan kandidat vaksin untuk Ebola. Caranya, menggunakan versi virus yang dinonaktifkan untuk mencoba memicu respons kekebalan manusia.

AFP mewartakan, vaksin itu diperkirakan bisa digunakan saat kondisi darurat pada awal tahun depan.

Untuk keperluan ujicoba, perusahaan farmasi ini telah menandatangani perjanjian dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Biomedis Amerika Serikat untuk menginvestasikan 1 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp16 tiriliun.

Sejak Januari lalu, J&J mulai meneliti Ad26 SARS-CoV-2. Pihak J&J mengatakan sedang memperluas kapasitas produksi globalnya di Amerika Serikat dan negara lain, untuk membantu memasok lebih dari satu miliar dosis vaksinnya di seluruh dunia.

“Perusahaan mengombinasikan keahlian ilmiah, skala operasional dan kekuatan finansial untuk berkolaborasi dengan pihak lain demi mempercepat perang melawan pandemi ini,” kata CEO Alex Gorsky sebagaimana dilansir ANTARA.

Di sisi lain, perusahaan farmasi Moderna di Amerika Serikat sudah melakukan uji coba vaksin pada manusia, seperti halnya CanSinoBIO China. Namun, hingga saat ini belum ada yang disetujui.

Beberapa obat seperti remdesivir dan obat antimalaria chloroquine dan hydroxyl chloroquine juga diteliti, tetapi belum jelas semuanya bisa masuk ke dalam perawatan standar Covid-19.

Sementara, Amerika Serikat (AS) pada 16 Maret lalu telah melakukan uji coba vaksin Covid-19 pada manusia. Uji coba berlangsung di Kaiser Permanente Washington Health Research Intitute di Seattle.

Pemerintah AS mengumumkan, uji coba itu dibiayai Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) melibatkan 45 partisipan.

Para partisipan berusia muda, sehat, dan akan menerima beragam dosis vaksin yang dikembangkan oleh NIH bersama perusahaan swasta, Moderna.

Vaksin yang dikembangkan Moderna itu, mengandung virus yang sudah dijinakkan, terdiri dari material genetik yang disebut messenger RNA atau mRNA yang diproduksi di laboratorium.

Kata ilmuwan, mNRA adalah kode genetik yang bertugas mengajarkan sel-sel manusia cara memproduksi protein yang biasa ditemukan pada bagian luar virus corona.

Jika berhasil mengenali protein yang dikandung virus corona, maka sel-sel manusia diharapkan bisa secara otomatis mengembangkan daya tahan atau sistem kekebalannya.

Dari uji coba itu, demikian dilaporkan, dibutuhkan waktu setahun hingga 18 bulan untuk memastikan manjur tidaknya vaksin itu.

Selain di AS, ilmuwan di Israel, China, Korea Selatan, Jerman, dan negara Eropa lainnya terus berusaha menemukan vaksin untuk virus asal Wuhan, China tersebut.*

Sumber : Berbagai Sumber
Editor : Herman

Related Articles

Latest Articles