10.4 C
New York
Saturday, April 20, 2024

Sengketa di Laut China Selatan, Malaysia Buka Peluang Berunding dengan Beijing

Kuala Lumpur, MISTAR.ID

Malaysia siap bernegosiasi dengan China atas sengketa di antara mereka di Laut China Selatan. Kantor berita negara Bernama melaporkan pada Senin (3/4), mengutip Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

China mengklaim kedaulatan atas hampir seluruh Laut China Selatan, yang dilalui kapal dagang bernilai sekitar US$3 triliun setiap tahunnya. Malaysia, Brunei, Filipina, Taiwan, dan Vietnam memiliki beberapa klaim yang tumpang-tindih.

Masalah ini diangkat pada pertemuan antara Anwar dan Presiden China Xi Jinping di China pekan lalu, karena Malaysia memiliki proyek eksplorasi energi di daerah tersebut. Bernama mengutip Anwar mengatakan pada pidato pada hari Senin(3/4) di departemen perdana menteri. hanya saja Bernama tidak merinci sengketa mana atau wilayah Laut China Selatan mana yang dimaksud Anwar.

Baca Juga:Menlu Selandia Baru Bertemu Menlu China, Khawatirkan Situasi Laut China Selatan

“China juga mempertaruhkan klaim atas wilayah itu. Saya katakan sebagai negara kecil yang membutuhkan sumber daya minyak dan gas, kita harus melanjutkan, tetapi jika syaratnya harus ada negosiasi, maka kita siap untuk bernegosiasi,” kata Anwar.

China telah mempertaruhkan klaimnya atas sekitar 90 persen Laut China Selatan melalui “sembilan garis putus-putus” berbentuk U pada petanya yang dinyatakan tidak sah pada tahun 2016 oleh putusan arbitrase internasional. Putusan ini tidak diakui oleh Beijing.

Upaya negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk bernegosiasi dengan China atau bersama-sama melakukan aktivitas energi gagal membuat terobosan.

Baca Juga:China Klaim Usir Kapal Perang AS dari Laut China Selatan

Perusahaan minyak negara Malaysia Petronas mengoperasikan beberapa ladang minyak dan gas di Laut China Selatan dalam zona ekonomi eksklusif 200 mil lautnya. Kapal China dalam beberapa tahun terakhir melewati atau bertahan di dekat operasi Petronas, yang memicu protes dari Malaysia.

Pada 2021, Malaysia memanggil duta besar China untuk menyatakan protesnya terhadap “perambahan” perairannya oleh kapal-kapal Beijing. Pada tahun 2020, kapal survei China lainnya mengalami kebuntuan selama sebulan dengan kapal eksplorasi minyak yang dikontrak oleh Petronas di zona ekonomi eksklusif Malaysia.(channelnewsasia.com/hm01)

 

Related Articles

Latest Articles