12.6 C
New York
Thursday, April 18, 2024

Rusia Tak Mau Gencatan Senjata Saat Natal, Warga Ukraina Maki Putin

Jakarta, MISTAR.ID

Warga Ukraina marah terhadap Rusia yang tak mau melakukan gencatan senjata saat Natal tiba. Begitu besar kemarahannya, Presiden Rusia Vladimir Putin bahkan diharap meninggal dunia.

“Aku ingin semua ini (perang) segera berakhir. Semoga (Presiden Rusia Vladimir) Putin, bedebah itu, mati,” kata warga bernama Yana, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/12/22).

Rusia baru-baru ini menegaskan tak ingin melakukan gencatan senjata atas perang di Ukraina saat natal mendatang. Kremlin juga ogah menarik pasukan di Kyiv menjelang natal.

Baca juga:Perang Ukraina: Putin Beri Tahu Para Ibu Tentara Rusia, Dia Berbagi Rasa Sakit Mereka

“Tidak ada permintaan (gencatan senjata saat Natal) seperti itu dari siapa pun yang kami terima. Topik ini tidak masuk dalam agenda,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dikutip Reuters, Kamis (15/12/22).

Rusia hingga kini memang masih terus menggempur Ukraina dengan menargetkan hampir seluruh infrastruktur mereka. Baru-baru ini, Moskow juga menembak lagi rudal ke ibu kota Kyiv yang menghantam dua gedung pemerintahan kota itu.

Serangan itu terjadi di salah satu distrik Kyiv kala salju menyelimuti kawasan tersebut.

Baca Juga:Miliarder Vodka Putin Kabur dari Rusia Saat Perang Ukraina Masih Berkecamuk

Di tengah musim dingin ini, Rusia memang gencar meluncurkan serentetan rudal terhadap infrastruktur energi Ukraina. Serangan itu menyebabkan warga sipil tersiksa karena tak ada penghangat di tengah musim dingin yang menerjang.

Invasi Rusia di Ukraina ini pun hingga kini telah membunuh puluhan ribu jiwa. Jutaan orang bahkan terpaksa mengungsi akibat perang.

Tak cuma itu, anak-anak di Ukraina juga turut menjadi korban. Sekitar 12 ribu anak dilaporkan dibawa ke Rusia, berdasarkan keterangan Komisaris HAM Parlemen Ukraina Dmytro Lubinets.

Lubinets mengatakan para investigator Ukraina menemukan bahwa anak-anak tersebut ditempatkan di sel yang berada di Kherson dan dianiaya oleh para tentara Moskow.

Meski demikian, Lubinets tak memberikan bukti atas pernyataannya tersebut. (cnn/hm06)

Related Articles

Latest Articles