7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

Beijing Diserbu Badai Pasir, Polusi Udara Melonjak ke Tingkat Bahaya

Jakarta, MISTAR.ID

Badai pasir menyelimuti Beijing dan beberapa provinsi di China Utara. Menurut lembaga pemantauan cuaca di negara tersebut, wilayah itu diterjang awan tebal dengan debu-debu oranye yang berterbangan.

Awan tebal itu menyelimuti ibu kota China dan membuat indeks kualitas polusi udara melonjak ke tingkat berbahaya yaitu PM10, dengan partikel polusi berdiameter kurang dari 10 mikrometer.

Pusat Pemantauan Lingkungan Ekologi Beijing mengatakan partikel itu berpotensi masuk melalui hidung hingga ke paru-paru.

Baca juga:Beijing Desak Taiwan Cabut Pembatasan di Selat

Otoritas cuaca di Beijing memberi imbauan kepada warga untuk tidak keluar rumah, berolahraga, dan aktivitas lainnya. Mereka juga meminta pengemudi untuk tetap waspada dan mengurangi kecepatan lantaran jarak pandang sangat pendek.

Konsentrasi partikel PM10 mencapai 1.667 mikrogram per meter kubik pada pukul 6 pagi waktu setempat. Menurut pusat pemantauan lingkungan Beijing, badai pasir itu terparah di tahun 2023.

“Badai pasir paling parah hingga saat ini tahun ini,” tulis keterangan Otoritas Cuaca Beijing, Rabu (22/3/23).

Angka itu lebih tinggi 37 kali lipat dari ambang batas aman rata-rata harian 45 mikrogram per meter kubik yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia.

Beijing secara rutin dilanda badai pasir di musim semi dengan kabut asap yang diperburuk oleh aktivitas industri dan penggundulan hutan yang cepat di seluruh China utara.

China menggunakan sistem peringatan cuaca empat tingkat, dengan warna merah mewakili peringatan paling parah, diikuti oleh oranye, kuning, dan biru.

Menurut Administrasi Meteorologi China, hampir selusin provinsi mengeluarkan sinyal peringatan kuning sejak Rabu hingga Kamis (23/3/) dini hari.

Beberapa di antaranya, Shaanxi, Shanxi, Hebei, Heilongjiang, Jilin, Liaoning, Shandong, Henan, Jiangsu, Anhui dan Hubei.

Baca juga:Presiden Filipina di Beijing, Bakal Bahas Laut China Selatan

Badai pasir yang menerjang Beijing itu bergerak sejak Selasa (21/3) dari Mongolia yang secara bertahap bergerak menuju China tengah dan Timur, menurut peramal cuaca China.

Kurangnya curah hujan dan angin bertekanan rendah juga menambah partikel pasir yang hinggap ke negara tirai bambu tersebut. (cnn/mistar)

Related Articles

Latest Articles