23.1 C
New York
Saturday, June 1, 2024

61 Ribu Lebih Warga Eropa Meninggal Terdampak Panas Ekstrem

Barcelona, MISTAR.ID

Lebih dari 61.000 orang meninggal tahun lalu karena rekor suhu di Eropa. Para ilmuwan menyerukan lebih banyak tindakan untuk melindungi masyrakat Eropa dari gelombang panas yang lebih mematikan di tahun-tahun mendatang.

Seperti dilansir AFP pada Selasa (11/7/23), informasi tersebut dimuat dalam studi terbaru yang dipublikasikan pada Senin (10/7/23) waktu setempat di jurnal Nature Medicine.

Studi tersebut menyebut Eropa sebagai benua dengan pemanasan tercepat di dunia dan mencetak rekor untuk musim terpanas tahun lalu, 2022. Ketika negara-negara di kawasan itu dilanda gelombang panas yang hebat, kekeringan yang merusak tanaman, dan kebakaran hutan yang menghancurkan.

Baca juga: Panas Ekstrem Melanda India, 96 Orang Dinyatakan Tewas

Eurostat, badan statistik Uni Eropa, melaporkan bahwa kematian berlebih yang meluas sangat tinggi selama musim panas. Tetapi jumlah kematian yang terkait langsung dengan panas ekstrem belum pernah diukur sebelumnya.

Tim peneliti memeriksa data suhu dan kematian dari 2015 hingga 2022 di 823 wilayah di 35 negara Eropa, mencakup total 543 juta orang.

Para peneliti dari Institut Kesehatan Global Barcelona dan lembaga penelitian kesehatan Prancis INSERM menggunakan model tersebut untuk memprediksi kematian terkait suhu di setiap wilayah pada musim panas 2022.

Baca juga: Suhu Panas Ekstrem ‘Bakar’ Asia Hingga 51,2 Derajat Celcius

Sekitar 61.672 kematian dikaitkan dengan cuaca panas antara 30 Mei dan 4 September tahun lalu, menurut studi terbaru tersebut.

Studi tersebut juga menemukan bahwa gelombang panas yang sangat hebat dalam satu minggu dari tanggal 18 hingga 24 Juli menewaskan lebih dari 11.600 orang.

“Jumlah kematian sangat tinggi. Kami mengetahui tentang pengaruh cuaca panas terhadap kematian setelah tahun 2003, tetapi berdasarkan analisis ini kami melihat bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melindungi manusia,” kata peneliti INSERM Hicham Achebak, yang juga salah satu penulis dari penelitian itu.

Baca juga: Cuaca Panas Ekstrem Menerpa, Ini Imbauan Dokter di Medan

Lebih dari 70.000 kematian tercatat pada tahun 2004 ketika salah satu gelombang panas terburuk dalam sejarah Eropa melanda.

Menurut studi terbaru, Italia mencatat jumlah kematian akibat panas tertinggi dengan 18.010 kematian, diikuti Spanyol dengan 11.324 kematian dan Jerman dengan 8.173 kematian. Sebagian besar yang mati berusia di atas 80 tahun.

Sekitar 63 persen dari mereka yang meninggal dalam penelitian ini adalah wanita.

Baca juga: Gelombang Panas Ekstrem Landa Sejumlah Wilayah Amerika

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa Eropa memanas dua kali lipat dari rata-rata global. Meskipun dunia menghangat 1,2 derajat Celsius pada pertengahan abad ke-18 Eropa dikatakan sekitar 2,3 derajat Celcius tahun lalu dibandingkan dengan masa pra-industri.

Menurut studi terbaru, lebih dari 68.000 orang akan meninggal setiap musim panas di Eropa pada tahun 2030. Kecuali langkah-langkah diambil untuk melindungi orang dari kenaikan suhu. Menurut penelitian, akan ada lebih dari 94.000 kematian pada tahun 2040 dan 120.000 kematian pada tahun 2050.

“Prakiraan ini didasarkan pada tingkat kerentanan saat ini dan suhu di masa depan. Jika kita mengambil tindakan yang sangat efektif, kerentanan ini dapat dikurangi,” kata Achebak. (Mtr/hm21).

Related Articles

Latest Articles