5.8 C
New York
Friday, April 26, 2024

Dolar Terhadap Euro: Menuju Penurunan Sesi Keempat Beruntun

Sydney, MISTAR.ID

Dolar menatap penurunan sesi keempat berturut-turut terhadap euro pada awal sesi Asia dalam perdagangan Senin (23/1/23) pagi, karena komentar yang lebih hawkish pada suku bunga Eropa kontras dengan perkiraan pasar untuk Federal Reserve yang kurang agresif.

Euro merayap maju ke 1,0870 dolar dan mendekati puncak sembilan bulan baru-baru ini di 1,08875 dolar. Penembusan di sana akan membuka jalan ke puncak April tahun lalu di 1,0936 dolar.

Itu dibantu oleh anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Klaas Knot yang mengatakan suku bunga akan naik 50 basis poin pada Februari dan Maret serta terus naik di bulan-bulan berikutnya.

Baca Juga:Dolar AS Akhir Pekan Menguat Terhadap Euro dan Yen

Knot dianggap sebagai hawkish di antara para pembuat kebijakan dan komentar tersebut diambil sebagai dorongan terhadap laporan baru-baru ini bahwa ECB akan kembali ke pergerakan seperempat poin mulai Maret.

Sebaliknya, pasar berjangka telah memperkirakan hampir semua kemungkinan Fed dapat bergerak sebesar 50 basis poin bulan depan dan terus menurunkan kemungkinan puncak suku bunga menjadi 4,75 persen hingga 5,0 persen, dari saat ini 4,25 persen hingga 4,50 persen.

Investor juga memperkirakan penurunan suku bunga AS sekitar 50 basis poin untuk paruh kedua tahun ini, yang mencerminkan data inflasi, belanja konsumen, dan perumahan yang lebih lemah.

Baca Juga:Euro dan Sterling Jatuh, Dolar AS Naik

Survei kilat pada manufaktur Januari yang dijadwalkan minggu ini diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak perbaikan di Eropa, sebagian berkat penurunan biaya energi, daripada di Amerika Serikat.

“AS telah kehilangan posisi kepemimpinan pertumbuhan globalnya jika survei PMI terbaru dapat dipercaya,” kata Ray Attrill, kepala strategi valas di NAB.

“Sementara itu, harga gas turun 60 persen sejak Desember, secara tajam mengurangi persyaratan negatif guncangan perdagangan yang membebani zona euro. Selain itu, inflasi AS turun lebih jauh dan lebih cepat dari proyeksi Fed sendiri. Di skenario ini, dolar memiliki ruang untuk jatuh lebih jauh tahun ini,” tambahnya.

Baca Juga:Dolar Terjerembab Imbal Obligasi AS Melemah, Euro Menanjak Ekstra

Attrill sekarang memperkirakan euro mencapai 1,1000 dolar pada Maret dan 1,1700 dolar pada akhir tahun.

Argumen yang sama berlaku untuk sterling, dengan pasar bertaruh bank sentral Inggris akan menaikkan setengah poin menjadi 4,0 persen pada pertemuan kebijakan minggu depan. Pound naik di 1,2410 dolar dan dalam jarak yang sangat dekat dari puncak minggu lalu di 1,2435 dolar.

Dengan demikian, dolar sedikit lebih lemah terhadap sekeranjang mata uang di 101,890 dan hanya sedikit dari palung delapan bulan baru-baru ini di 101,510.

Baca Juga:Dolar AS Menguat dari Euro dan Yen

Dolar setidaknya berhasil stabil terhadap yen setelah bank sentral Jepang (BoJ) menentang tekanan pasar untuk membalikkan kebijakan kontrol obligasi yang sangat longgar.

Para analis menganggap BoJ akan bertahan sampai pertemuan kebijakan berikutnya di Maret, meskipun diperkirakan satu rintangan akan menjadi penunjukkan gubernur BoJ baru pada Februari. Untuk saat ini, dolar bertahan di 129,40 yen, mengikuti kisaran liar minggu lalu antara 127,22 dan 131,58.

Baca Juga:Euro Naik Lagi Terhadap Dolar

Fokus pada suku bunga akan membuat pertemuan bank sentral Kanada pada Rabu (25/1/23) menjadi catatan, dengan pasar condong ke arah kenaikan seperempat poin lagi menjadi 4,5 persen, tetapi itu menjadi akhir dari siklus pengetatan di sana.

Mata uang Kanada sedikit menguat di 1,3374 per dolar AS, setelah melambung dari 1,3497 dolar pada Jumat (20/1/23) ketika data penjualan ritel lokal terbukti jauh lebih lemah dari yang diharapkan. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles