8.8 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Dolar AS Akhir Pekan Menguat Terhadap Euro dan Yen

New York, MISTAR.ID

Dolar sedikit menguat pada akhir perdagangan Sabtu (19/11/22) pagi WIB, dan tetap di jalur untuk kenaikan mingguan terbesarnya dalam lebih dari sebulan, karena investor mengamati kenaikan imbal hasil obligasi dan terus bertaruh pada jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) AS.

Mata uang AS menguat saat sesi berlangsung dan naik terhadap euro dan yen tetapi turun sedikit terhadap pound sterling, yang mendapatkan kembali beberapa penurunannya setelah sesi yang bergejolak pada Kamis (17/11/22) menyusul anggaran terbaru Inggris.

Di Amerika Serikat pada Kamis (17/11/22), investor telah bereaksi terhadap komentar pembuat kebijakan hawkish dengan Presiden The Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa sekalipun di bawah analisis kebijakan moneter yang “murah hati”, The Fed perlu terus menaikkan suku bunga karena pengetatannya sejauh ini hanya berdampak terbatas terhadap inflasi yang diamati.

Baca Juga:Euro dan Sterling Jatuh, Dolar AS Naik

Euro turun 0,34 persen terhadap dolar pada 1,0329 dolar setelah sebelumnya naik sebanyak 0,29 persen. Pound memangkas kenaikan terhadap greenback dan bertahan naik 0,22 persen setelah menguat 0,70 persen sebelumnya.

Euro dan sterling telah mencapai tertinggi multi-bulan terhadap dolar awal pekan ini setelah data inflasi menunjukkan berkurangnya tekanan harga-harga AS.

Analis Senior FXStreet, Joseph Trevisani, menunjuk pada pernyataan hawkish dari pejabat The Fed seperti Bullard yang “membantu menggagalkan spekulasi bahwa The Fed mendekati jeda” dalam kampanyenya melawan inflasi, dan mengatur panggung untuk kenaikan dolar bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Baca Juga:Dolar AS Melonjak Setelah Sikap Fed yang Hawkish

“Pemulihan imbal hasil obligasi pemerintah AS selama dua hari memberikan dolar sedikit perbaikan setelah inflasi tajam minggu lalu mendorong aksi jual,” kata Trevisani.

Beberapa analis juga menyatakan investor mungkin memposisikan diri untuk akhir tahun setelah penguatan dolar untuk tahun ini hingga saat ini.

Ahli strategi makro Societe Generale Kit Juckes menulis bahwa mungkin proses pengurangan posisi menjelang akhir tahun telah dimulai dengan sungguh-sungguh.

Baca Juga:Dolar AS Melonjak di Tengah Penurunan Sterling

“Tahun 2022 adalah badai yang hampir sempurna yang mendukung dolar, yang naik karena pertumbuhan yang lebih kuat, suku bunga yang lebih tinggi, persyaratan perdagangan, dan kekhawatiran geopolitik. Kondisi likuiditas memburuk dan pemangkasan kembali posisi,” katanya.

Terhadap yen, dolar naik 0,8 persen pada 140,32 yen. Namun indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, naik 0,19 persen pada 106,90 setelah jatuh 0,33 persen hari sebelumnya. (antara/hm14)

Related Articles

Latest Articles