9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Ternyata, Tenun Pernah Jadi Mata Pelajaran di Sekolah

Jakarta, MISTAR.ID

Tenun dan songket pertama kali diperkenalkan ke Indonesia pada abad ke-11 oleh Situ Fatimah bin Mainum. Beliau juga menggunakan tenun sebagai sarana untuk menyebarkan agama Islam.

Sebelum Indonesia merdeka, tenun bahkan digunakan sebagai alat tukar karena mata uang Indonesia belum ada. Begitu pentingnya tenun dalam sejarah Indonesia, tokoh nasional sekaligus pendiri Organisasi Budi Utomo, Dr. Soetomo menjadikan tenun sebagai salah satu mata pelajaran resmi di sekolah.

“Untuk pertama kalinya, tenun menjadi mata pelajaran resmi di sekolah pada 7 September 1928. Ini diprakarsai oleh Dr. Soetomo,” kata Ketua Umum Kadin Indonesia Internasional Fashion Art & UKM (KADIIFA) Anna Mariana, di Festival Tenun Songket, Jakarta, Rabu (9/8/23).

Baca juga: Wisata Edukasi di Siantar, Cocok untuk Menikmati Liburan Sekolah

Keputusan ini bukan tanpa sebab. Teknik menenun bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Untuk menghasilkan karya tenun yang berkualitas, pembuatnya harus memiliki kesabaran dan ketelitian yang tinggi.

“Bahkan dijadikan sebagai syarat kelulusan. Untuk menghasilkan tenunan yang baik, membutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran, keikhlasan, dan kesucian,” jelasnya.

Pada masa itu, seseorang yang ingin lulus harus menguasai kelima poin tersebut. Tidak hanya untuk kelulusan, orang yang memiliki sifat ikhlas, sabar, tekun, dan teliti dianggap siap untuk menikah.

Baca juga: Bupati Toba Tinjau Perajin Tenun Ulos di Silaen

“Seorang wanita yang mahir menenun dianggap telah siap untuk menjalani kehidupan berkeluarga,” ungkap Anna. (mtr/hm20)

Related Articles

Latest Articles