9.1 C
New York
Saturday, April 27, 2024

Ini Manfaat Bakteri dan Jamur Pengurai Berkumpul di Mayat Manusia

Jakarta, MISTAR.ID

Penelitian terkini mendapati hubungan aneh antara mayat manusia dengan bakteri dan jamur pengurai langka ditemukan di lingkungan, namun selalu berkumpul kala tubuh orang yang membusuk.

Acap kali kemunculannya di semua tubuh mayat manusia tidak terpengaruh oleh lingkungan, iklim dan cuaca.

Ahli Entomologi Forensik, Devin Finaughty berpendapat, mikroba ini diketahui berguna untuk memecah mayat dan adalah bagian dari ekosistem dekomposisi. Mereka bermanfaat terhadap tahapan daur ulang untuk mencegah kebanyakan mayat di lingkungan.

Baca juga:Bakteri Dalam Mulut Bisa Sebabkan Sinusitis

“Dekomposisi secara teknis diartikan menjadi konsumsi bahan organik oleh organisme lain,” jelas Finaughty yang tidak terlibat dalam studi itu, seperti dilansir Kamis (15/2/24).

Metode pembusukan menyebabkan mayat merupakan sumber daya, dalam hal ini menjadikan makanan (bagi organisme lain), hanya banyak organisme juga akan memakainya sebagai lokasi berkembang biak dan tempat berlindung.

Walaupun terdengar sedikit mengerikan, ini adalah bagian penting dalam kehidupan, karena daur ulang benda mati (contoh mayat manusia) sebagai salah satu sumber penggerak fungsi ekosistem inti seperti produksi tanaman dan respirasi tanah.

Baca juga:30 Lebih Spesies Bakteri Baru Didapati di Badan Manusia  

“Jaringan mikroba adalah unsur penting dalam berlangsung dekomposisi, hanya ekologi sebenarnya masih belum jelas, mengaburkan kemampuan secara akurat memahami dan memodelkan fungsi ekosistem, ketahanan dan biogeokimia karbon serta jumlah nutrisi,” sebut peneliti.

Bertujuan menerima gambaran lebih baik tentang seperti apa komunitas mikroba pengurai muncul dan berkumpul, tim peneliti mengebumikan 36 mayat manusia yang telah menerima izin digunakan untuk ilmu pengetahuan.

Pemakaman mencakup 3 lokasi dan kondisi lingkungan berbeda, serta meliputi 4 musim, dimana para ahli mengambil sampel kulit dan tanah di sekitarnya selama 21 hari postmortem.

Baca juga:Wow! Ilmuwan Temukan Bakteri Pemakan Plastik

Hasilnya, dijumpai kumpulan mikroba yang muncul di 36 mayat, terlepas dimana mereka dikubur atau jam berapa dikebumikan. Kelompok dimaksud juga ditemukan di lingkungan non dekomposisi yang menampilkan hanya akan berkumpul ketika ada sisa daging membusuk, baik manusia maupun hewan.

Seperti apa kelompok mikroba itu berkumpul, penulis menilai, serangga mungkin berperan mengangkut jamur dan bakteri dari satu hewan yang membusuk ke hewan berikutnya.

Riset ini bakal bermanfaat bagi peneliti karena mempunyai implikasi penting terhadap ilmu forensik dalam menentukan waktu kematian. Studi dimaksud juga berfaedah untuk memprediksi n secara akurat berapa lama tubuh itu telah menjadi mayat. (kmprn/hm16)

Related Articles

Latest Articles