8.4 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Devisa Pariwisata Indonesia di 2023 Ditargetkan Sebesar USD 7 Miliar

Medan, MISTAR.ID

Anggota Komisi X DPR RI Sofyan Tan mengungkapkan pada tahun 2019, devisa negara pada sektor pariwisata sudah mencapai USD 16,9 miliar. Bahkan berada di posisi ketiga setelah CPO dan batubara. Tetapi karena Covid-19 di tahun 2020, devisa menurun drastis.

“Paling drastis pada tahun 2021, devisa dari sektor pariwisata tinggal USD 0,36 miliar,” katanya dalam kegiatan Festival Budaya Tionghoa yang digelar di Regale Jalan Adam Malik Medan, Kamis (26/1/23) malam.

Dan usai rapat kerja Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu, tahun 2022, Indonesia membukukan devisa USD 4,6 miliar. Makanya setelah pandemi berlalu, negara menargetkan devisa pariwisata mecapai USD 7 miliar.

Baca Juga:Dukung Pariwisata Super Prioritas Danau Toba, Polres Simalungun Laksanakan KRYD di Hari Libur

“Artinya, meraih devisa negara dari sektor pariwisata yang lebih besar. Salah satu adalah mengoptimalkan semua potensi bangsa Indonesia. Yang di antaranya warga Tionghoa untuk bersama-sama mencapai target devisa negara,” terangnya.

Tentu, sambungnya dia, salah satu langkahnya melalui Festival Budaya Tionghoa. Dan di Medan kekuatannya adalah kuliner. Dengan mengandalkan dua jenis makanan di Medan, yakni enak dan enak sekali.

“Kalau digabungkan dengan MICE, budaya dan adat di Sumut, khususnya Medan. Kami punya keyakinan tentunya Tionghoa mempunyai semangat untuk meningkatkan dari sektor pariwisata,” ucap dia.

Tentunya, kata Sofyan Tan, Festival Budaya Tionghoa ingin menyampaikan bahwa kemajuan suatu negara, kemajuan peradaban suatu bangsa adalah bagaimana menghargai budaya.

Baca Juga:Peningkatan Infrastruktur Jalan di Sipolha Diharapkan Majukan Pariwisata

“Karena itu, festival ini, bukan hanya sampai Festival Budaya Tionghoa. Kami dari DPR RI khususnya Komisi X, juga akan dilaksanakan Festival Budaya Batak, Festival Budaya Melayu. Bahkan festival lain yang memungkinkan semakin mengentalnya budaya-budaya bangsa untuk menangkal budaya asing,” jelasnya.

Dalam kegiatan ini, turut hadir Wamenpanrekraf Angela Tanosoedibjo yang mengatakan ingin mengenal lebih dalam budaya Indonesia Tionghoa di Kota Medan.

Bahkan sejak dia bergabung dengan Kemenpanrekraf. Dia menilai tradisi adat istiadat merupakan kekuatan suatu kekuatan dan keunikan. Sehingga terus berusaha mencari tahu adat budaya.

“Terlebih dari kacamata pariwisata dan ekonomi kreatif, tradisi dan adat istiadatlah yang menjadi point penting dalam wisata Indonesia,” sebutnya.

Makanya, Angela mengaku kini merasa tertantang untuk mengetahui budaya bangsa Indonesia, termasuk budaya Tionghoa.

Terkait pariwisata, Angela mengungkapkan Kemenpanrekraf punya tugas yang cukup berat di tahun 2023. Kemenpanrekref ditantang dengan target yang cukup tinggi, yakni meraih target wisman 3,5 juta hingga 7,5 juta.

“Saya kira itu bisa dicapai karena pembatasan di berbagai negara mulai dibuka,” bebernya.

Namun, menurut Angela tantangan sebenarnya adalah menarik wisatawan nusantara. Lantaran Kemenpanrekraf diminta untuk mencapai 1,2 miliar hingga 1,4 miliar pergerakan orang.

“Makanya saya harap Kota Medan bisa menyumbang wisatawan lebih besar lagi,” ucap dia.

Apalagi, imbuh Angela, pondasinya sudah ada MICE dan kuliner yang luar biasa di Medan. Menurutnya, dengan tumbuhnya pariwisata, ekonomi akan semakin merata karena ada pergerakan konsumsi.

“Makanya kita harus saling mendukung untuk memperkuat pariwisata, khususnya di Kota Medan. Dan kegiatan seperti ini (Festival Budaya Tionghoa) bisa dilaksanakan leih besar lagi, sehingga bisa dinikmati oleh semua wisatawan nusantara dan mancanegara,” pungkasnya. (anita/hm12)

Related Articles

Latest Articles