24.5 C
New York
Friday, May 3, 2024

Proyek Rehab Irigasi Dairi Berbiaya 176 Juta Disinyalir Mubajir

Sidikalang, MISTAR.ID

Pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi D.I Bonian Kecamatan Silima Punggapungga Kabupaten Dairi berbiaya 176 Juta disinyalir mubajir. Proyek irigasi tersebut terlihat menjadi sia-sia karena sama sekali tidak berfungsi .

Amatan wartawan bersama warga di lapangan Sabtu(11/3/23), kondisi irigasi yang terlihat baru selesai dikerjakan itu sudah dangkal dipenuhi material batu dan tanah.

Warga sekitar mengataan irigasi tersebut sudah lama tidak berfungsi walau kembali dibangun dan baru juga sebahagian direhabilitasi.

Baca juga:Baru Dibangun, Proyek Pengaspalan DD 2022 Desa Kaban Julu Dairi Sudah Hancur

Selain pekerjaan rehabilitasi saluran irigasi itu, pada tahun 2021 lalu ada juga bangunan proyek pemerintah, yaitu bendung D.I Bonian. Akan tetapi bendungan irigasi itu tidak berfungsi sama sekali sejak selesai dibangun

“Ai somarlapatan bangunan on, so hea difungsihon, hape biayana mar milliar puang” kata  warga sekitar.

Warga yang tak ingin disebut namanya merasa aneh dan penuh kecurigaan akan alokasi proyek irigasi milik pemerintah di tempat itu yang dia sebut berpotensi korupsi karena tidak bermanfaat atau sia-sia.

Kepala Dinas PUTR Dairi, Hotmaida Dina Uli Butarbutar melalui Seketaris Frianto Naibaho ketika dihubungi diruang kerjanya, Senin(13/3/23) membenarkan ada proyek rehabilitasi jaringan D.I Bonian berbiaya 176 Juta. Proyek tersebut dikerjakan pelaksana CV Leyberenda Cipta Mandiri dengan sumber dana DAU APBD T.A 2022 Pemerintah Kabupaten Dairi .

Dia juga membenarkan, persis di atas proyek rehabilitasi jaringan tersebut, kurang lebih 100 meter jaraknya tahun 2021 ada proyek pekerjaan pembangunan baru bendung D.I Bonian dan sumber dana DAK 2021 sebesar sesuai paket nomor 01/RJIP-DAK /2021. Proyek tersebut untuk pekerjaan rehabilittasi jaringan irigasi (DI) Bonian Silima Punggapungga dengan nilai kontrak Rp683.989.974.66 yang dikerjakan CV Abigael Wigata
Mandiri.

Baca juga:Pemkab Dairi Tak Tahu Soal Pembangunan Menara Tower di Wilayahnya

Terkait soal proyek tersebut yang disinyalir warga mubajir dan sia-sia, Frianto Naibaho menyebutkan hal tersebut karena tumpukan sedimen.

“Sesuai informasi yang dia peroleh dari Kepala Bidang Sumber Daya Air PUTR, tumpukan sedimen merupakan material tanah dan batu bekas banjir bandang beberapa tahun lalu menutupi areal bendung dan jaringan irigasi.

Sementara terpantau di lapangan, bahwa areal pertanian warga mengalih tanamannya yang semula sawah, sudah beralih fungsi yang mayoritas tanaman jagung. (manru/hm06)

 

 

Related Articles

Latest Articles