“Ke depan, kita fikirkan hubungan simbiosis mutualisme dapat terjadi. Kami sekali lagi mohon dukungan dan kita tidak ada bahasa untuk katakanlah mengusur. Terkait oknum tertentu yang kurang bertanggungjawab, kami mohon untuk menjaga fungsi RTP itu sendiri,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Sabar P Saragih mengatakan, saat pembangunan RTP ini, sling baja sudah terpasang dengan baik. Artinya tidak ada aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang kapal di seputaran Pantai Bebas Parapat.
“Namun ternyata dalam perjalanannya, sling itu dirusak oleh orang-orang tidak bertanggungjawab dan di sebelah sisi kiri RTP Pantai Bebas dijadikan dermaga yang di luar pengawasan dari Dinas Perhubungan dan Kesyahbandaran,” ungkapnya.
Baca juga:Â Penebangan Kayu di Dolok Silau, DLH Simalungun Akan Temui Kementerian KLHK
Untuk itu, lanjut Sabar, Dinas Perhubungan akan kembali menutup dan memasang kembali sling tersebut, bekerja sama dengan RSUD Parapat, karena masih aset rumah sakit.
Sabar menjelaskan, karena selama ini RTP Pantai Bebas Parapat merupakan dermaga bayangan, maka selalu luput dari pengawasan.
“Artinya, dari sisi kelayakan berlayar dan juga dokumen-dokumen kapal itu tidak mendapat pemeriksaan dari KSOPP Parapat lebih dulu. Karena itu sangat-sangat kami lakukan pengawasan untuk itu. Sebentar lagi akan ada momen libur lebaran di Parapat, kita sangat mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan,” pungkasnya.
Di sisi lain, seorang pedagang bernama Arifin Siregar meminta agar Pemkab Simalungun memberikan solusi terbaik, sehingga mereka dapat berjualan dengan nyaman dan tanpa gangguan.
“Bagaimana pemerintah ini mengambil kebijakan yang seharusnya berpihak kepada masyarakat dan pedagang. Kami, sebelum bupati Simalungun ini dan kami sudah berjualan di sini, cuma itu pencarian kami. Pemerintah harus memikirkan pedagang dan buatkan lokasi yang layak untuk berdagang,” pungkasnya. (Hamzah/hm22)
